Kleptomania
oleh: Nungky Gabriel*
Kata kleptomania di kalangan masyarakat kita belum diketahui secara umum dan
dalam bahasa sehari-hari pun belum dipahami arti sesungguhnya sesuai dengan
pengertian secara intelektual medis. Oleh karena itu, kita tidak bisa menyalahkan
sepenuhnya bila misalnya ada kejadian-kejadian yang sangat sadis dan berlebihan
dalam menangani masalah pencurian yang sangat sepele di lingkungan tempat tinggal,
di toko-toko atau di jalan tanpa diketahui dulu historikal pencurinya.
Untuk menghindari kejadian-kejadian seperti itu kita seharusnya mengetahui dulu latar
belakang medis si pencuri itu sendiri, apakah ia menelan obat antidepressiva dari dokter
karena kleptomania atau tidak.
Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang
disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak
faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan
semacam ini bukan karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania
juga bisa didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka
lakukan ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan
pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang
mempunyai barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk
melakukan pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk
membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang
yang punya.
Siapa saja orang yang mengidap kleptomania adalah orang yang tidak bisa mengontrol
dirinya untuk menahan keinginan mengambil sesuatu milik orang (melakukan
pencurian). Tidak ada batasan umur atau jabatan atau orang itu kaya dan miskin,
wanita atau pria, anak atau dewasa. Kleptomania bisa terjadi kepada siapa saja dan di
mana pun berada.
Para kleptomania melakukan pencurian bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya
sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi sebagai tanda kebanggaan
atas dirinya sendiri dan untuk memenuhi rasa puas yang menguasai pikirannya,
sehingga kadang-kadang para kleptomania setelah mencuri, akan membuang begitu
saja hasil curiannya atau diberikan kepada orang lain sebagai hadiah seolah-olah itu
miliknya sendiri.
Mereka yang mengidap kleptomania tidak mencuri barang-barang yang mahal saja
tetapi barang-barang kecil juga di mana barang itu tidak berguna untuk dirinya sendiri.
Maka dari itu, kita bisa membedakan antara pencuri biasa (kejahatan yang di sengaja
atau kriminal murni) dan pengidap kleptomania. Kebanyakan pengidap kleptomania
sebetulnya sudah harus diketahui lebih dini oleh para anggota keluarganya dengan
kejadian di sekitar rumah atau tetangga, atau dengan seringnya kehilangan barangbarang
pribadi atau barang-barang pajangan. Biasanya para anggota keluarga tidak
akan membiarkan mereka pergi ke supermarket sendiri atau ikut datang ke rumah
tetangga karena di sanalah biasanya mereka beraksi dengan perasaan yang sangat
menggebu karena melihat barang-barang yang mereka pikir gampang sekali untuk
dicuri. Mereka biasanya tahu kalau di tempat seperti itu ada resiko tertangkap tetapi
mereka justru merasa tertantang untuk melakukan pencurian.
Kleptomania bisa disebabkan juga oleh beberapa faktor selain genetik, tetapi
kebanyakan yang terjadi adalah ketika masa muda mereka kurang perhatian dan
banyak menghadapi masalah misalnya ADHD (Attention Deficit Hyperactief Disorder)
atau sebaliknya ADD (Attention Deficit Disorder). Mereka, dengan cara itu akan
mendapat perhatian, sehingga terjadilah reaksi yang kadang membuat mereka
ketagihan dan akan terus mengulanginya, dan mereka akan merasa bahagia dalam
hatinya ketika mereka tertangkap basah karena merasa diperhatikan. Ini dapat dilihat
dari gaya dan cara menjawab pertanyaan seolah-olah itu kejadian biasa, sehingga saat
itu tumbuh rasa ingin mengulanginya kembali untuk mendapat perhatian.
Kita kadang bingung bagaimana cara mengadili orang yang mengidap gangguan ini
karena kleptomania adalah penyakit yang tanpa disadari oleh pelakunya merugikan
orang lain (di sini perlu adanya psikolog atau psikiater atau kriminolog). Maka kalau kita
mengidentifikasi di kalangan keluarga sendiri, tetangga atau anak-anak kita ada yang
kira-kira suka meminjam barang dan tidak mau mengembalikannya, mengambil sesuatu
tanpa permisi, dan menggunakan barang orang tanpa merasa bersalah, kita harus
waspada dan memberitahukan bahwa itu adalah perilaku yang salah (di sini perlu
menerapkan aturan disiplin yang kuat terhadap anak-anak ). Untuk orang dewasa
cepat alihkan terhadap aktivitas rutin yang kira-kira jauh dari hal-hal yang dapat
membuat mereka memiliki perhatian terhadap barang-barang yang dapat memancing
untuk dicuri, untuk menghindari keinginan-keinginan memiliki barang orang.
Kleptomania membutuhkan terapi rutin yang kontinyu untuk menumbuhkan rasa empati
dan mengalihkan rasa emosi untuk menekan dan melatih diri meredam perasaan ingin
memiliki barang milik orang lain. Ini memerlukan waktu panjang karena kleptomania
merupakan ketidaksadaran refleksi otak dan akan kembali kambuh (regresi) bila therapi
terabaikan, atau orang yang mensupportnya/kalangan keluarga/orang yang sangat
dipercayainya kurang perhatian. Pengidap kleptomania ini harus mendapat perhatian
yang cukup karena mereka yang ingin sembuh atau .sadar akan kebiasaan jeleknya
kadang akan malu sehingga selalu menghindari khalayak ramai atau suka hidup
menyendiri.
Bahaya dari kleptomania adalah adanya sebagian dari mereka yang berkembang
menjadi pencuri betulan dan mempunyai sasaran pilihan barang tertentu alias barang
mahal dimana kalau sudah berhasil mereka biasanya mengkoleksinya tanpa ada rasa
bersalah, atau diberikan lagi pada orang lain sebagai hadiah.
Tetapi ada juga yang hanya mencuri misalnya sandal dan setiap kali melihat sandal
akan timbul di otaknya untuk memiliki sandal itu, ada yang mencuri barang-barang kecil
yang bisa masuk tas, ada juga yang mencuri pajangan orang,dll. Jadi kita bisa
membedakan jelas antara kleptomania dan kriminal murni (yang disadari dan
direncana), karena kleptomania tidak diukur dari martabat, jabatan, dan kekayaan
seseorang. Kleptomania bisa terjadi kepada semua kalangan. Kadang pengidap
kleptomania akan diberikan obat resep dokter seperti antidepressiva kalau sudah
memasuki tingkat extrim.
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui mengenai pengidap kleptomania seperti :
-Mereka punya perasaan yang sangat ingin memiliki barang tanpa diketahui harga
barang itu, karena tidak peduli dengan harga maka kadang mereka melakukannya
bukan karena tidak bisa membeli tetapi karena tertarik (exicited) saja.
-Bila melihat sesuatu barang yang ingin dimilikinya atau sedang diincarnya kelihatan
akan berkeringat dan tidak bisa konsentrasi bila diajak bicara, matanya jelalatan
mengawasi barang yang diincarnya.
-Mereka akan merasa lega dan bahagia bila operasinya berhasil, dan timbul perasaan
untuk mengulangnya kembali (ketagihan)
-Bagi mereka mencuri adalah bukan karena dendam atau cemburu atau marah
terhadap yang punya barang dan juga bukan khayalan atau halusinasi tetapi karena
refleksi otak yang tidak terkendali
-Mencuri untuk pengidap kleptomania adalah tidak lain hanya karena gangguan
perilaku, manische episode atau gangguan kejiwaan antisosial.
-Mencuri untuk mereka adalah seperti halnya mereka sedang jatuh cinta, keinginan
untuk memiliki dan mendekatinya semakin menggebu bila melihatnya sehingga segala
cara terus dipikirkan.
Maka waspadalah dan mengertilah kalau seandainya kita akan dikunjungi oleh orang
yang kira-kira kita sudah tahu bahwa dia mengidap kleptomania, lebih baik jangan
pajang dulu pajangan kesayangan kita atau barang-barang yang kita anggap berharga
baik materialnya atau harga emosionalnya.
Jangan beri kesempatan untuk sendirian di ruang tamu atau memberi keleluasan di
rumah kita, karena mereka biasanya tahu tempat dan letak tempat menyimpan barangbarang
penting. Selain itu juga mereka bisa cepat berorientasi di rumah orang yang
dikunjunginya dan pasti mereka akan segera mengamati letak kamar tidur karena di
situ banyak hal yang kita anggap sangat penting dan pribadi dan justru hal itu
memberikan tantangan yang sangat besar bagi mereka. Oleh karena itu, sebelumnya
kita harus mempersiapkannya dengan tertib, semua ini hanyalah karena semata-mata
untuk menjaga permusuhan dan prasangka yang tidak diharapkan yang dapat
berakibat fatal atau menyebabkan pertikaian.
*) Penulis adalah pekerja sosial paruh waktu yang tengah
menyelesaikan studinya di bidang psikologi.
Panduan Memilih Filter Air Sumur Terbaik untuk Kebutuhan Rumah Anda
-
Air sumur sering kali menjadi sumber utama untuk kebutuhan sehari-hari di
banyak rumah tangga, terutama di daerah yang jauh dari jaringan air bersih
perk...