Aplikasi Konstruksi Beton Bertulang
TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN KONSTRUKSI KAYU
8.1. Sifat Kayu sebagai Material Konstruksi
8.2. Penggolongan Produk Kayu di Pasaran
8.3. Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu
8.4. Aplikasi Struktur dengan Konstruksi Kayu
8.4.1. Perhitungan Kekuatan Kayu
Karena arah serat sangat mempengaruhi kekuatan kayu, keadaan
serat yang miring terhadap arah memanjang pada suatu batang struktur
akan mengalami reduksi kekuatan. Besaran kuat tekan atau tarik kayu pada
serat miring (σα) dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.
σα = σ// σ⊥ / σ// sin α + σ⊥ Cos α (8.8)
Dimana : σ// = Tegangan tarik/tekan sejajar serat
σ⊥ = Tegangan tekan / tarik tegak lurus serat
α = Sudut kemiringan serat terhadap arah memanjang serat
8.4.2. Analisis Struktur Kolom
Kolom merupakan batang struktur yang menerima beban tekan,
termasuk batang tekan pada struktur kuda-kuda kayu. Batang kolom dapat
berupa batang tunggal atau batang gabungan. Berdasarkan panjang, kolom
dibagi menjadi tiga, kolom pendek, kolom sedang dan kolom panjang. Pada
kolom pendek, kekuatan kuat tekan kayu. Sedangkan pada kolom sedang
akan mendekati kolom panjang yang akan mengalami tekuk sebelum
tegangan tekan dilampaui. Karenanya kolom harus diperhitungkan adanya
tekuk.
Semakin langsing, kolom panjang dengan tampang melintang kecil,
semakin mudah kolom tersebut tertekuk. Angka kelangsingan (λ) kolom
dinyatakan sebagai berikut.
λ = Lk / i min (8.9)
i min = (Imin / F) 1/2
I min = Momen inersia tampang kolom minimal
F = luas tampang melintang kolom
Dari angka kelangsingan tersebut kemudian dicari faktor tekuk (ω)
berdasarkan tabel Angka kelangsingan:
Tegangan yang terjadi dihitung sebagai berikut.
σ = S ω / FBruto ˂ σ ijin tekuk (8.10)
Dimana :
σ = Tegangan yang terjadi
S = gaya batang
ω = Faktor tekuk
FBruto = luas tampang kolom
Tabel Angka kelangsingan
Sumber: PKKI, 1979
Tegangan Ijin Tekuk Kolom Kayu
Kolom Koefisien PKKI - NI.05 1961
Tekuk
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
0 1.000 130 85 60 45
10 1.070 121 79 56 42
30 1.250 104 68 48 36
50 1.500 86 57 40 30
70 1.870 70 45 32 24
90 2.500 52 34 24 18
110 3.730 35 23 16 12
130 5.480 24 16 11 8
150 7.650 17 11 8 6
8.4.3. Analisis Kolom gabungan
Untuk pertimbangan kekuatan dan penampilan, kadang kolom kayu
dibuat lebih dari satu batang, umumnya berupa batang ganda yang
dirangkai atau berupa atau berupa boks. Gambar Penampang kolom dari batang gabungan. menunjukkan
contoh kolom dari batang gabungan.
Gambar Penampang kolom dari batang gabungan
Untuk menghitung kolom ganda, dianggap kolom tersebut memiliki lebar
yang sama dengan jumlah lebar batang gabungan. Sehingga didapat
besaran jari-jari gyrasi (i) dan momen inersia yang diperhitungkan (I) untuk
batang kolom ganda sebagai berikut:
I ix= 0,.289 h, dimana h = tinggi tampang batang kolom. (8.11)
I = ¼ (It + 3 Ig)
Dimana : I = Momen inersia yang diperhitungkan
It = Momen inersia teoritis
Ig = Momen inersia geser sehingga batang kolom gabungan berimpit
Syarat lain yang harus dipenuhi untuk perhitungan adalah bahwa jarak antar
bagian (a) harus diambil dua kali jarak tebal bagian, a = 2b dan besaran
momen inersia tiap elemen/ bagian kolom (Ie) harus memenuhi persamaan
berikut (PKKI, 1961).
Ie > 10 S Lk2/n (8.12)
Dimana : Ie = Momen inersia elemen batang tunggal
S = Gaya batang (ton)
Lk = Panjang tekuk (m)
n = Jumlah batang penyusun kolom gabungan
Selanjutnya perhitungan tegangan yang terjadi (σ) dihitung seperti
persamaan tegangan pada kolom tunggal dengan memperhitungkan
kelangsingan dan faktor tekuk.
8.4.4. Analisis Struktur Balok
Struktur balok kayu akan menerima beban tegak lurus yang
mengakibatkan balok akan mengalami geser tegak batang balok , geser ke
arah memanjang dan momen lenturan (bending moment). Geser arah tegak
lurus serat dapat diabaikan, karena kayu memiliki geser tegak lurus yang
cukup besar. Yang umumnya diperhitungkan adalah geseran arah
memanjang dan lenturan.
Persyaratan kekuatan struktur balok terhadap lenturan dapat dihitung
sebagai berikut.
σ ltr = M / W ˂ σ ijin lentur (8.13)
Dimana :
M = Besar momen lentur kritis pada struktur
W = Momen tahanan tampang melintang batang struktur
= 1/6 b h2 untuk tampang persegi panjang
Sedang syarat kekuatan geseran balok dengan tampang persegi panjang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
τ = 3V /2A ˂ τ ijin (8.14)
Dimana:
V = Gaya geser / gaya lintang
A = Luas tampang melintang batang
= b.h untuk tampang persegi panjang
8.4.5. Konstruksi Pondasi, Kaki Kolom, dan Kolom
Bangunan kayu umumnya merupakan bangunan relatif ringan
dibanding dengan baja maupun beton. Pondasi untuk bangunan kayu
umumnya merupakan pondasi sederhana berbentuk umpak/pondasi
setempat atau pondasi dinding menerus dari bahan pasangan batu atau
beton.
Pemasangan kolom kayu selain memerlukan jangkar (anchor) ke
pondasi diperlukan penyekat resapan dari tanah, baik berupa beton kedap
atau pelat baja agar kayu terhindar dari penyebab lapuk/busuk. Jika
dipasang plat kaki keliling, harus terdapat lubang pengering, untuk menjaga
adanya air tertangkap pada kaki kolom tersebut. Terlebih jika kolom tersebut
berada diluar bangunan yang dapat terekspose dengan hujan dan/atau
kelembaban yang berlebihan. Kaki kolom sederhana dengan penahan
hanya di dua sisi seperti pada Gambar Kaki kolom kayu dengan plat dan jangkar sangat disarankan untuk
memungkinkan adanya drainase pada kaki kolom.
Gambar Kaki kolom kayu dengan plat dan jangkar
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Kolom kayu dapat berupa kolom tunggal, kolom gabungan dan kolom
dari produk kayu laminasi seperti ditunjukkan pada Gambar Kolom tunggal, kolom ganda dan produk kolom laminasi. Kolom
gabungan dapat disusun dari dua batang kayu atau berupa papan yang
membentuk bangun persegi. Bentuk lain adalah berupa kolom dari kayu
laminasi. Kayu Laminasi merupakan kayu buatan yang tersusun dan
direkatkan dari kayu tipis.
Gambar Kolom tunggal, kolom ganda dan produk kolom laminasi
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balok
loteng, maupun beban rangka atap. Untuk dapat menahan beban di atasnya
dan terhindar dari tekuk sangat disarankan dan sebisa mungkin menghindari
pengurangan tampang efektif kolom.
Sambungan gigi umumnya mengurangi tampang efektif kolom yang
relatif besar sehingga tidak disarankan penggunaannya. Penggunaan klos
sambung mungkin akan cukup baik, namun akan menjadi mahal karena
menambah volume kayu yang tidak sedikit. Penyelenggaraan sambungan
yang mendekati ideal dapat menggunakan pelat sambung seperti yang
ditunjukkan pada Gambar sambungan kolom dengan balok. Dengan penggunaaan alat sambung kolom
dengan balok tersebut, pengurangan tampang kolom yang terjadi hanya
akibat lubang baut.
Gambar sambungan kolom dengan balok
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
8.4.6. Konstruksi Balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap, maupun gording. Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk kayu buatan lainnya. Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari sambungan yang menerima momen yang relatif besar. Karenanya sambungan balok umumnya dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan. Dengan begitu momen yang terjadi pada sambungan relatif kecil.
Gambar Struktur balok dari kayu solid ditumpukan pada kolom dan struktur balok laminasi bertumpu pada balok
Sumber: Forest Products Laboratory USDA , 1999
Gambar struktur balok I dari produk kayu buatan
Sumber: Forest Products Laboratory USDA,1999
Gambar Gambar sambungan balok dengan balok
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Balok sering dibebani penggantung plafon atau komponen konstruksi
lain di bawahnya. Agar pembebanan tersebut tidak merusak struktur,
pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok untuk menghindari sobek
batang balok akibat pembebanan tersebut. Penyelenggaraan beugel untuk
penggantung sangat disarankan untuk maksud tersebut.
Sumber: Forest Products Laboratory USDA , 1999
Pada dudukan dan sambungan antar balok secara tegak lurus,
hindarkan pengurangan tampang, sehingga bahaya sobek pada balok kayu
tidak terjadi. Gambar Stuktur balok lantai bertumpu pada balok kayu induk merupakan contoh sambungan antara balok,
balok anak lantai disambungkan pada balok utama/induk dari kayu laminasi.
Penyambung pada balok diletakkan di bagian atas untuk menghindari sobek
Gambar Stuktur balok lantai bertumpu pada balok kayu induk
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Kayu merupakan bahan yang higroskopis, mudah mengembang atau
menyusut oleh kadar air. Pada pembuatan sambungan dengan bahan lain,
misal plat baja, hindarkan sobek batang struktur akibat sifat kembang dan
susut kayu. Hal ini karena angka muai baja dan kayu saling berkebalikan.
Salah satu cara menghindari sobek akibat kembang dan susut kayu adalah
dengan cara memisah/memecah plat baja seperti yang ditunjukkan Gambar Contoh sambungan keliru dan sambungan benar pada balok
karena sifat kembang susut kayu. Cara lain adalah dengan membiarkan tampang bagian atas tidak
terkekang, yakni dengan menggunakan plat sadel seperti Gambar Contoh lain sambungan balok terkait dengan
sifat kembang dan susut kayu.
Sumber: Forest Products Laboratory USDA , 1999
Gambar Contoh lain sambungan balok terkait dengan sifat kembang dan susut kayu
Sumber: Forest Products Laboratory USDA , 1999
8.4.7. Konstruksi rangka batang kayu
Struktur rangka batang kayu umum digunakan pada bangunan
rumah tinggal, perkantoran, bangunan pertokoan, hingga jembatan. Rangka
batang merupakan struktur rangka yang disusun batang membentuk bangun
segitiga dengan simpul / titik sambung, dapat menerima beban struktur.
Dengan susunan tersebut diperolehlah struktur yang relatif ringan dan kuat
pada bentangan yang lebih panjang.
Pemakaian rangka batang untuk struktur kayu memungkinkan
terbentuknya ruang terbuka yang luas dan partisi/penyekat ruang dapat
dirubah tanpa harus mempertimbangkan integritas struktural dari bangunan.
Alasan penyelenggaaran rangka batang antara lain: (1) Sangat bervariasi
bentuknya, (2) Dapat menampilkan keindahan khusus, (3) dapat melayani
bentang relatif panjang, (3) memungkinkan kemudahan penyelenggaraan
sistem instalasi layanan bangunan, misal listrik, plumbing, maupun langitlangit,
(4) kompatibel terhadap elemen struktur lain, misal beton, pasangan
maupun baja.
Gambar Berbagai bentuk struktur rangka batang kayu
Sumber: Allen , 1999
Gambar Contoh penggunaan struktur rangka batang kayu
Sumber: Forest Products Laboratory USDA , 1999
8.4.8. Produk penyambung struktur rangka batang
Disamping digunakan penyambung tradisional, sambungan gigi,
paku maupun baut, penyambung plat fabrikasi telah banyak pula digunakan,
lebih-lebih untuk rangka batang fabrikasi. Produk alat sambung terakhir
merupakan alat sambung yang dapat memberikan konsistensi hasil
sambungan baik kekuatan dan kemudahan penyelenggaraan secara masal.
Penyambung plat ini mengandalkan gigi dan tonjolan pada plat untuk
memindahkan gaya dari dan ke batang kayu yang disambung. Gambar Contoh struktur rangka batang kayu dengan plat sambung
merupakan contoh penggunaan plat sambung pada struktur rangka batang
kayu.
Gambar Contoh struktur rangka batang kayu dengan plat sambung
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Rangka batang kayu lemah secara lateral, sehingga sangat mungkin
mengalami deformasi secara lateral yang merusak sambungan pada saat
mobilisasi dan atau saat ereksi konstruksi. Karenanya tata cara
penyimpanan, mobilisasi hingga ereksi sangat memegang peranan penting
agar plat sambung tersebut berfungsi baik sebagai elemen penyambung
struktur rangka batang kayu. Untuk penyimpanan maupun penempatan,
rangka batang kayu seharusnya diletakkan secara rata dengan ganjal atau
dengan cara berdiri dan dilengkapi dengan penyokong (Gambar Cara penyimpanan struktur rangka fabrikasi).
Gambar Cara penyimpanan struktur rangka fabrikasi
Sumber: Allen , 1999
Di negara maju, rangka batang kayu yang dibuat di pabrik telah
dilengkapi dengan fasilitas penggantung dilengkapi dengan petunjuk untuk
mengangkat baik saat mobilisasi maupun saat ereksi konstruksi. Terdapat
beberapa cara, antara lain: sudut tali pengangkat ˂ 60 derajat, gunakan
batang pembentang, pengaku rangka untuk panjang rangka lebih dari 18
meter. Cara pengangkatan struktur rangka ditunjukkan pada Gambar Syarat dan cara mengangkat struktur rangka
berikut:
Gambar Syarat dan cara mengangkat struktur rangka
Sumber: Allen , 1999
8.4.9. Konstruksi Struktur jembatan kayu
Sebelum abad 20, kayu menjadi bahan bangunan utama bahkan
sebagai bahan struktur jalan kereta dan jembatan. Jembatan terdiri dari
struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah terdiri dari abutment, tiang
dan struktur lain untuk menyangga struktur atas yang terdiri dari balok
jembatan dan lantai jembatan.
Bentuk penyusun struktur dapat berupa kayu gelondong/log, kayu
gergajian, hingga kayu laminasi atau kayu buatan lainnya. Hingga produk
glulam tersebar, ketersediaan ukuran kayu menjadi kendala
penyelenggaraan kayu untuk jembatam. Kalaupun ada, jembatan kayu
merupakan jembatan sementara dengan umur pakai dibawah 10 tahun.
Gambar Struktur jembatan kayu
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Gambar Struktur jembatan dengan kayu laminasi
Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999
Struktur kayu laminasi telah membantu kapabilitas bentangan
struktur yang diperlukan untuk jembatan. Gelegar laminasi ukuran 0.60 m x
1.80 m mampu mendukung suatu sistem deck laminasi hingga bentangan
12 m – 30 m bahkan lebih. Balok laminasi dapat membentuk suatu deck/
lantai jembatan yang solid dan jika dirangkai dengan batang tarik pengekang
dapat membentuk suatu deck laminasi bertegangan tarik. Kayu laminasi
lengkung dapat dipakai untuk memproduksi beragam jembatan yang indah.
8.4.10. Struktur pelengkung kayu
Struktur pelengkung kayu telah banyak diselenggarakan untuk
mendapatkan ruang cukup lapang pada bangunan tempat ibadah, bangunan
rekreasi hingga hanggar terlebih saat teknologi kayu laminasi/glulam
ditemukan.
Struktur ini disusun dari struktur tarikan di bagian bawah dan struktur
tekan di bagian pelengkung atas. Struktur bagian bawah bisa berbentuk
lengkung atau lurus. Jika lurus maka atap bangunan akan membentuk
seperti payung. Sedangkan jika bagian bawah lengkung simetris dan
berpusat pada satu pusat, maka atap dome akan menyerupai bola.
Gambar Struktur pelengkung kayu
Sumber: Forest Products Laboratory USDA , 1999
Pertanyaan:
18. Apakah kelebihan dan kekurangan sifat kayu sebagai material
struktur bangunan?
19. Sebutkan jenis cacat-cacat pada kayu?
20. Apa yang dimaksud dengan kelas kuat dan kelas awet kayu?
21. Sebutkan klasifikasi produk kayu di pasaran?
22. Sebutkan jenis-jenis alat sambung untuk konstruksi kayu? Jelaskan
pula spesifikasinya?
23. Sebutkan komponen struktur apa saja pada bangunan yang dapat
menggunakan konstruksi kayu?
24. Jelaskan beberapa contoh aplikasi jenis struktur dengan konstruksi
kayu?
Tugas:
Cari kasus sebuah bangunan dengan struktur kayu. Gambarkan konstruksi kolom, balok, maupun sambungan-sambungannya. Sebutkan dan jelaskan jenis alat-alat sambung yang digunaka. Tinjau persyaratan kekuatan komponen-komponen kolom dan balok berdasarkan rumusan-rumusan yang ada.
Selengkapnya: TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN