PENGELASAN DALAM PERKAPALAN
IV.1. PENGELASAN PADA KONTRUKSI KAPAL
Penerapan teknologi las dalam konstruksi bangunan kapal selalu
melibatkan pihak Klasifikasi, dimana semua hal yang berkaitan dengan
gambar-gambar, ukuran las, material induk dan meterial pengisi serta
juru las yang digunakan untuk pembangunan kapal diatur dalam
peraturan Klasifikasi. Perusahaan pembangun kapal dan Klasifikasi yang
ditunjuk dalam pengawasan pembangunan kapal bertanggung jawab pula
terhadap seleksi juru las, latihan dan pengujian juru las yang akan
melakukan pengelasan pada konstruksi utama kapal. pengujian terhadap
juru las harus mengikuti standar yang diakui dan disepakati bersama.
Pekerjaan pengelasan dalam pembangunan kapal berpengaruh
terhadap perubahan ukuran dan bentuk dari bagian konstruksi yang
terpasang, hal ini diakibatkan karena pengaruh perlakuan panas yang
timbul karena kegiatan pengelasan yang kurang memperhatikan prosedur
pengelasan . Karena masalah ini tidak mungkin dihindari, maka
diperlukan perencanaan dan persiapan pengelasan yang tepat terhadap
metode dan prosedur pengelasan serta penyiapan juru lasnya harus
kompeten sehingga diharapkan pengaruh panas yang terjadi dapat
diperkecil dan penyusutan melintang, memanjang, sudut dapat dihindari.
Dalam pelaksanaan pengelasan peran supervisor las mengawasi
persiapan awal sampai dengan hasil akhir dari kegiatan pengelasan.
Persiapan awal yang tidak tepat dan proses pengelasan yang salah akan
menimbulkan kerusakan pada hasil sambungan las dan bahkan dapat
menyebabkan kerusakan pada material induk. Kerusakan-kerusakan ini
dapat berbentuk :
1. Cacat metalurgi, yaitu berupa
(1) Terlepasnya sambungan konstruksi antara pelat dan profil,
(2) Hilangnya kekedapan sambungan pelat yang terjadi akibat kerusakan atau keretakan pada sambungan
(3) Timbulnya slag inclusion, porosity, blow hole, incomplete penetration,incomplete fusion, under cut dan lain-lain yang disebabkan pengelasan yang salah.
2. Timbulnya deformasi dan distorsi pada sambungan antar pelat
Untuk mengetahui hasil pengelasan maka supervisor las melakukan pemeriksaan secara visual maupun dengan bantuan minyak dan kapur serta pada bagian kapal dibawah garis air perlu diadakan pengetesan dengan dye penetrant pada titik-titik yang dianggap rawan.
Metode dye penetrant digunakan untuk mengetahui keretakan dan kekedapan yang sangat halus pada kampuh las , terutama pada konstruksi lambung yang berada dibawah garis air yang memerlukan kekedapan yang benar-benar harus kedap.
Proses Pembangunan Kapal
Pembangunan Sistim Seksi
Selengkapnya tentang Kemajuan Teknologi Pengelasan dan tentang Pengertian Ilmu Logam dan Macam