Hampir semua batang pada struktur memikul momen lentur dan beban
axial, baik tarik ataupun tekan. Bila salah satu relatif kecil, pengaruhnya
biasanya diabaikan dan batang direncanakan sebagai balok, sebagai kolorn
dengan beban aksial, atau sebagai batang tarik. Dalam banyak hal, kedua
pengaruh tersebut tidak dapat diabaikan dan kelakuan akibat beban
gabungan harus diperhitungkan dalam perencanaan. Batang yang memikul
tekanan aksial dan momen lentur disebut balok-kolom.
Oleh karena batang mengalami lentur, semua faktor lenturan, geser,
serta puntir atau torsi berlaku di sini, terutama faktor yang berkaitan dengan
stabilitas, seperti tekuk puntir lateral dan tekuk setempat pada elemen tekan.
Bila lentur digabungkan dengan tarikan aksial, kemungkinan menjadi tidak
stabil berkurang dan kelelehan (yielding) biasanya membatasi perencanaan.
Untuk gabungan lentur dengan tekanan aksial, kemungkinan menjadi tidak
stabil meningkat dan semua pertimbangan yang terkait dengan batang tekan
juga berlaku. Disamping itu, bila batang memikul tekanan aksial, batang
akan mengalami momen lentur sekunder yang sama dengan gaya tekan
aksial kali lendutan.
Beberapa kategori gabungan lentur dan beban aksial bersama dengan
ragam kegagalan (mode of failure) yang mungkin terjadi dapat diringkas
sebagai berikut:
− Tarikan aksial dan lentur: kegagalan biasanya karena leleh
− Tekanan aksial dan lentur terhadap satu sumbu: kegagalan
disebabkan oleh ketidakstabilan pada bidang lentur, tanpa puntir.
(contoh, balok-kolom dengan beban transversal yang stabil terhadap
tekuk puntir lateral)
− Tekanan aksial dan lentur terhadap sumbu kuat: kegagalan
disebabkan tekuk puntir lateral
− Tekanan aksial dan lentur biaksial (dua sumbu)-penampang yang
kuat terhadap puntir, kegagalan disebabkan oleh ketidak-stabilan
pada satu arah utama. (Profil W biasanya termasuk kategori ini)
− Tekanan aksial dan lentur biaksial-penampang, terbuka berdinding
tipis (penampang yang lemah terhadap puntir): kegagalan
disebabkan oleh gabungan puntir dan lentur.
− Tekanan aksial, lentur biaksial, dan puntir: kegagalan akan
disebabkan oleh gabungan puntir dan lentur bila pusat geser tidak
terletak pada bidang lentur.
Oleh karena banyaknya ragam kegagalan, kelakuan yang beraneka
ragam ini umumnya tidak dapat disertakan dalam cara perencanaan yang
sederhana. Prosedur-prosedur perencanaan yang ada dapat dibedakan atas
tiga kategori berikut:
(1) pembatasan tegangan gabungan;
(2) rumus
interaksi semi empiris berdasarkan metode tegangan kerja (working stress),
dan
(3) prosedur interaksi semi empiris berdasarkan kekuatan batas.
Pembatasan tegangan gabungan biasanya tidak menghasilkan
kriteria yang tepat kecuali ketidak-stabilan dicegah atau faktor keamanannya
besar. Persamaan interaksi mendekati kelakuan yang sebenarnya karena
persamaan ini memperhitungkan keadaan stabilitas yang biasanya dijumpai.
Rumus Spesifikasi AISC untuk balok-kolom merupakan jenis interaksi.
Selengkapnya : Teknik Struktur Bangunan
<i>tekt miring</i> | <b>TEKS TEBAL</b>
[img]link Image Anda[/img]
[youtube]link video youtube[/youtube]