Perang Candu Hingga Ancaman Proxywar

Assalaamu'alaikum para ustadz anggota komunitas Merapi yg dirahmati Allah, Alhamdulillah di Senin pagi yg penuh semangat ini kita dipertemukan kembali utk membahas kajian dengan topik kesehatan.
Tak lupa kita berharap kepada Allah, semoga semua hal yg kita kaji akan memberi manfaat yang besar dan barokah untuk kehidupan kita, Aamiin.

Dari Kisah Perang Candu Hingga Ancaman Proxywar.

Bercermin pada masa lampau, adalah negeri Cina tempat sangat subur dalam penyebaran candu di dunia. Hingga memasuki abad ke XVII masalah candu menjelma masalah nasional bagi Cina. Bahkan sejarah mencatat Perang Candu atau Perang Anglo-Cina, secara sengit berlangsung antara tahun 1839 – 1842 dan berlanjut pada tahun 1856 – 1860 sebagai klimaks dari sengketa perdagangan antara Cina dibawah Dinasti Qing dengan Britania Raya. Sebuah konflik kepentingan, bisnis penyelundupan opium Britania dari India ke Tiongkok dan usaha pemerintah Tiongkok menerapkan hukum obat-obatannya, lalu berujung pada konflik militer. Walhasil, Cina kalah dalam perang tersebut. Melalui penandatanganan Perjanjian Nanjing dan Perjanjian Tianjin, Hong Kong diserahkan kepada Britania Raya.

Awal mula sebenarnya keberadaan candu dan sebangsanya ditujukan pada keperluan pengobatan semata. Seorang Kaisar Cina bernama Shennong Bencaojing, sekira tahun 2737 SM, menulis sebuah naskah farmasi, Shen-nung Pen-tsao Ching, (Great Herbal = ramuan hebat) didalamnya menyebutkan sebuah ramuan yang diyakini dapat mengantarkan pada keadaan senang, obat lemah badan, malaria, rematik, dan anti sakit (analgesik). Ramuan tersebut kemudian dikenal dengan istilah liberator of sin atau delight giver (pemberi kesenangan).

Demikian pula pada tahun 800 SM di India, sejenis opium diramu menjadi the heavenly guide, digunakan oleh masyarakat sebagai pemberi kesenangan (fly) dan juga sebagai analgesik.

Sejarah berlanjut pada tahun 1806, dari penemuan seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner, berhasil modifikasi candu yang dicampur amoniak. Lazim kini orang mengenalnya dengan sebutani Morphin. Morphin diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius.

Adalah Alder Wright dari London, seorang ahli kimia pada tahun 1874, merebus cairan Morphin dengan Asam Anhidrat, cairan asam yang diambilnya dari sejenis jamur. Pada tahun 1898, pabrik obat Bayer mulai memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin diindikasikan sebagai penghilang sakit.

Selain morphin & heroin adapula jenis lain yaitu Kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Dulunya, Kokain biasa digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.

Hanya saja, sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa penggunaanya yang tanpa kontrol justeru berakibat pada “kemudharatan” bagi penggunanya. Bahkan seiring perkembangan zaman, penggunaan obat obatan jenis Narkotika dan Psikotropika semakin digunakansalah, bukan lagi dalam cakupan dunia pengobatan semata.

Penggunaansalah obat obatan golongan Narkotika dan Psikotropika kini bergeser ke ranah bisnis yang menggiurkan, menyasar kalangan masyarakat yang tertular penyakit hedonis, dunia hura hura yang sejatinya hanya kesenangan pura pura.

Bisnis narkoba seakan menjadi industri tersendiri yang berdiri kokoh, tumbuh bak raksasa, berpacu dengan upaya pengontrolan penguasa yang terkesan lamban dan kalah langkah. Disaat bersamaan, kriminalitas meningkat sebagai efek domino mentalitas sebagian masyarakat yang telah teracuni akal sehat dan nalar warasnya oleh produk produk industri candu. Satu paket tak terpisahkan dengan parahnya paradigma kebebasan yang dipuja kaum liberal yang menghambakan hidupnya pada kebebasan perilaku termasuk pada persoalan pergaulan dan seks bebas.

Proxywar

Layaknya sebuah proxywar, sebuah design perang tanpa senjata sedang dijalankan pihak pihak tertentu untuk menghancurkan Indonesia. Setidaknya ada 72 jaringan internasional yang mengepung Indonesia saat ini, antara lain melalui Afrika Barat, Iran, Cina – Tiongkok, Pakistan, Malaysia, Singapura, Philipina, dan termasuk jaringan Indonesia sendiri.

Meminjam Tesis Peter Dale Scott, Perang Candu bukan sekedar alternatif strategi tapi merupakan strategi inti. Artinya entah hard power (aksi-aksi militer) ataupun smart power (gerakan asimetris/non militer), bahkan Perang Candu itu sendiri dapat berjalan masing-masing, serentak, atau bergantian dengan intensitas berbeda.

Jika ini benar adanya, dengan semakin menggilanya industri candu, suatu saat akan ditemukan kondisi penduduk atau rakyat yang tak lagi punya semangat juang, lemah daya tempurnya serta tak memiliki daya lawan atas penjajahan di negeri sendiri [ ].

Aulia Yahya, Apt (Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia IAI Sulsel, Anggota HELP-S)

.

Perumahan syariah ---

 IKLAN

Share perumahan syariah ---
1.  Bumi Madina Asri Bangah
2. Graha Permata Juanda

Karena merupakan kawasan perumahan yang besar, maka bisa dibangun di dalamnya fasilitas yang bernilai lebih. Antara lain  masjid raya, sekolah terpadu, taman, guest house, cafe modern, cafe tradisional, fasilitas olah raga, water park, mall, club house, track sepeda.
Berada di kawasan strategis, dekat dengan Bandara, terminal dan gerbang tol. Berada di jalur alternatif menuju rencana OERR. Masuk desa Pepe, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Merupakan kawasan yang berkembang dengan pesat. Adalah kesempatan untuk mendapatkan peluang investasi yang sangat menguntungkan. Tersedia berbagai type rumah dari harga 198 juta saja. Ditawarkan dengan skema pembayaran beragam dari mulai cash keras, cash lunak, hingga skema kredit in house. Keterangan lebih lebih lengkap bisa dilihat di sini.


3. Wage Indah
4. Puri Pogot

Selengkapnya tentang Rumah Syariah --- klik disini
 

 

 

 

 

Cara mencari Tinggi Balok, jika diketahui luas permukaan, Lebar, dan Panjang Balok





Berikut adalah
Cara mencari Tinggi Balok, jika diketahui luas permukaan, Lebar, dan Panjang Balok

[21:00 Faza Kusuma: Pa cara nyari tinggi nak balok iku koyok opo?
[21:02 Afandi Kusuma: Yg sudah diketahui Apanya?
[21:02 Faza Kusuma: Pnjg ,lebar ,luas permukaan
[21:08 Faza Kusuma: Haallooo...
[21:09 Afandi Kusuma:  

Luas permukaan balok = LB = 2*P*T + 2*P*L + 2*L*T

[21:09 Afandi Kusuma: Benar gak ?
[21:09 Faza Kusuma: Y
[21:10 Faza Kusuma: Nyari tinggine koyok opo?
[21:11 Afandi Kusuma: bentar
[21:12 Afandi Kusuma: P dan L berpa?
[21:12 Afandi Kusuma: luas e berapa?
[21:14 Faza Kusuma: Carane ae
[21:14 Afandi Kusuma: Ini cara e
[21:15 Faza Kusuma: Nyari tinggi e
[21:15 Faza Kusuma: Guduk luas permukaan e
[21:15 Faza Kusuma: Tinggi e gk diketahui
[21:15 Afandi Kusuma: ya. Itu rumusnya.. benar ga?
[21:16 Afandi Kusuma: Luas permukaan balok =

LB = 2*P*T + 2*P*L + 2*L*T

[21:16 Faza Kusuma: Y
[21:16 Afandi Kusuma: ok. LB berapa?
[21:16 Afandi Kusuma: L berapa
[21:16 Afandi Kusuma: P berapa?
[21:16 Afandi Kusuma: tinggal dimasukkan ke rumus.
[21:16 Afandi Kusuma: lalu T dicari
[21:16 Faza Kusuma: Koyok opooo...
[21:16 Faza Kusuma: Contoh
[21:17 Afandi Kusuma: ya... contoh...
[21:17 Afandi Kusuma: kasih LB berapa?
[21:17 Afandi Kusuma: L berapa
[21:17 Afandi Kusuma: P berapa...
[21:17 Faza Kusuma: LB 100  L 10  P 15
[21:18 Afandi Kusuma: 100 = 2*15*T + 2*15*10 + 2*10*T
[21:19 Faza Kusuma: Terus
[21:20 Afandi Kusuma: 100 = 30*T + 300 + 20*T
[21:20 Afandi Kusuma: contohnya salah,
[21:20 Faza Kusuma: LB 1000
[21:21 Afandi Kusuma: 1000 = 30*T + 300 + 20*T
[21:21 Faza Kusuma: Y
[21:22 Afandi Kusuma: 700 = 50*T
[21:23 Faza Kusuma: Trus?
[21:23 Afandi Kusuma: T= 700/50 = 14
[21:23 Faza Kusuma: Oooh
[21:23 Faza Kusuma: Terima kasih   :)
[21:24 Afandi Kusuma: 2*15*14 + 2*15*10 + 2*10*14 = 1000
coba hitung ulang... benar tidak?
[21:25 Afandi Kusuma: betul
[21:25 Faza Kusuma: 👍
[21:26 Faza Kusuma: 1000ne kan kuadrat
[21:26 Faza Kusuma: LB kan kuadrat
[21:26 Faza Kusuma: Gk paham..
[21:27 Afandi Kusuma: kalau bukan volume.. tidak perlu kuadrat...
[21:27 Afandi Kusuma: cuma luasan.. kan... panjang kali lebar saja.
[21:27 Faza Kusuma: Volume iku kubik
[21:27 Afandi Kusuma: lalu semua permukaan di tambahkan..
[21:27 Afandi Kusuma: m 2 (meter persegi)
[21:28 Faza Kusuma: 1000 ne kok Gk kuadrat lho?
[21:28 Afandi Kusuma: tdk
[21:28 Faza Kusuma: Knp
[21:28 Afandi Kusuma: karena 1000 itu luasan (kalau misalnya meter) berarti m2 (meter persegi)
[21:28 Faza Kusuma: Nk soalku kuadrat LB e
[21:29 Afandi Kusuma: LB = 2*P*T + 2*P*L + 2*L*T
T = ?
[21:30 Faza Kusuma: 516cm² LBne
[21:30 Afandi Kusuma: kasih soal real... contoh soal sesuai pertanyaan...
[21:31 Faza Kusuma: LB 516cm²  P 15cm  L 6cm
[21:33 Afandi Kusuma:

T = (LB - (2*P*L )) / (2*P + 2*L)

[21:36 Afandi Kusuma: T = 8 cm
[21:37 Afandi Kusuma: ini rumus cari T
[21:38 Faza Kusuma: 2 x 15 + 2 x 6 = 42?             (516 - (2 x 15 x 6)) = 336?
[21:38 Afandi Kusuma: diubah dari LB = 2*P*T + 2*P*L + 2*L*T
[21:38 Faza Kusuma: 8?
[21:38 Faza Kusuma: 😫
[21:39 Afandi Kusuma: T = (516 - (2*15*6 )) / (2*15 + 2*6)
[21:39 Afandi Kusuma: T = 8 cm
[21:39 Faza Kusuma: Iku garis miring iku 'atau' ta opo?
[21:39 Afandi Kusuma: dibagi
[21:40 Afandi Kusuma:

T = (LB - (2*P*L )) : (2*P + 2*L)

[21:40 Faza Kusuma: Ooooh...
[21:40 Afandi Kusuma: per
[21:40 Faza Kusuma: Ngono ta cek jelas
[21:40 Afandi Kusuma: dibuku... kan garis miring = dibagi
[21:41 Afandi Kusuma: faza tidur sama siapa?
[21:41 Faza Kusuma: Gk garis miring

Valentine day tidak lagi tanggal 14 Februari

*Valentine tak lagi 14 Februari*

Razia coklat saat 14 Februari di sekolah-sekolah seakan menjadi rutinitas tahunan. Banyak coklat dan hadiah lain yang berhubungan dengan hari kasih sayang ditemukan, mungkin karena siswa setiap tahun silih berganti dengan siswa baru. Seakan anak sekarang sudah habis kepuasannya dalam menuruti hawa nafsu, tidak jarang mengumbar foto mesumnya di medsos pribadinya.

Aturan membawa HP di sekolah menjadi polemik antara menghindari meluasnya foto mesra terlarang dengan kultur sekolah yang dianggap ortodoks dan jadul.

Valentine day tidak lagi tanggal 14 Februari, cause anak jaman now every day is romantic days. Naluri alamiah manusia adalah membutuhkan kasih sayang lawan jenis.

Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang orang tua lebih berisiko mendekati zina. Apalagi anak korban perceraian keluarga dengan pemahaman agama orang tua yang kurang. Anak korban perceraian tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh/lengkap. Anak butuh sosok lelaki shaleh dari ayahnya dan sosok perempuan shalehah dari ibunya.

Zina remaja tidak hanya pada tanggal 14 Februari, tapi mereka melakukannya tiap hari. Dimana saja mereka keep in touch sama pacarnya. Bahkan saat di kamar rumahnya masing - masing mereka tetap bisa berkomunikasi secara audio visual. Kontrol keluarga, masyarakat dan negara sangat diperlukan.

Internet positif yang memblokir website mesum pun dibobol anak jaman sekarang dengan aplikasi - aplikasi tertentu. Keluarga perlu mengontrol dengan kedekatan komunikasi antar orang tua dengan anak. Sehingga semua menjadi terbuka dan saling mengingatkan. Negara jelas memiliki peran yang sangat penting dalam menghindarkan generasi muda dari perzinaan.

Negara yang seharusnya mengurusi hal seperti ini, malah sibuk dengan Mahasiswa yang ngeluarin kartu kuning :) . Jika tahun baru sibuk dengan panggung kembang api.

Sungguh aturan manusia jauh dari sempurna jika dibanding aturan Islam. Pelajar baligh berzina ghairu muhson hanya sekedar dikeluarkan dari sekolah diganti dengan program kejar paket.

Valentine day terjadi disetiap tanggal, dimanapun dan terjadi pada siapapun. Mari ayah bunda, para guru dan pemerintah bekerjasama mendidik anak - anak kita dengan standar Islam.

Semoga anak - anak kita menjadi anak soleh solihah yang selalu mendoakan orang tua penerus pemimpin bangsa.

SPIRIT HIJRAH

Buletin Kaffah No. 07, 2 Muharram 1439 H/22 September 2017 M

SPIRIT HIJRAH

Penanggalan Hijrah sebagai penanggalan Islam mulai digunakan semasa Khalifah Umar bin al-Khathab ra. Awal Tahun Hijrah berpatokan pada peristiwa hijrah Rasul saw. dari Makkah ke Madinah. Keputusan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. tersebut—yang kemudian disepakati oleh para sahabat—tentu memiliki makna besar. Peristiwa hijrah Baginda Nabi saw. dari Makkah ke Madinah adalah momentum penting dalam lintasan sejarah perjuangan Islam dan kaum Muslim. Dengan hijrah itulah masyarakat Islam terbentuk untuk pertama kalinya. Lewat pintu hijrah itu pula, Islam sebagai sebuah ideologi dan sistem bisa ditegakkan dalam intitusi negara, yakni Daulah Islamiyah di Madinah Munawarah.
Karena itu makna dan spirit hijrah itu penting untuk diresapi serta direalisasikan untuk menghela perubahan masyarakat saat ini. Dengan begitu akan terwujud kembali masyarakat Islam yang diliputi keberkahan dan keridhaan dari Allah SWT.
Hijrah Secara Bahasa
Hijrah secara bahasa berarti berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, dari suatu keadaan ke keadaan lain (Lisân al-‘Arab, V/250; Al-Qâmûs al-Muhith, I/637). Menurut Rawas Qal’ah Ji dalam Mu’jam Lughah al-Fuqahâ’, secara tradisi, hijrah bermakna keluar atau berpindah dari satu negeri ke negeri yang lain untuk menetap di situ. Menurut al-Jurjani dalam At-Ta’rifât, hijrah adalah meninggalkan negeri yang berada di tengah kaum kafir dan berpindah ke Dâr al-Islâm. 
Baginda Nabi saw. pernah bersabda:
« الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ »
Muslim itu adalah orang yang menjadikan Muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa saja yang telah Allah larang (HR al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ahmad, dll).

Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fath al-Bâri bi Syarh Shahîh al-Bukhârî, juga al-’Alqami yang dikutip di dalam ‘Awn al-Ma’bûd, menjelaskan bahwa hijrah itu ada dua macam: zhâhirah dan bâthinah. Hijrah bâthinah adalah meninggalkan apa saja yang diperintahkan oleh hawa nafsu yang selalu memerintahkan keburukan (nafsu al-ammârah bi as-sû’) dan seruan setan. Hijrah zhâhirah adalah lari menyelamatkan agama dari fitnah (al-firâr bi ad-dîn min al-fitan).
Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Fath al-Bârî Syarhu Shahîh al-Bukhârî menjelaskan, asal dari hijrah adalah meninggalkan dan menjauhi keburukan untuk mencari, mencintai dan mendapatkan kebaikan. Hijrah secara mutlak dalam as-Sunnah ditransformasikan ke makna: meninggalkan negeri syirik (kufur) menuju Dâr al-Islâm. Jika demikian maka asal hijrah adalah meninggalkan apa saja yang telah Allah larang berupa kemaksiatan, termasuk di dalamnya meninggalkan negeri syirk untuk tinggal di Dâr al-Islâm. Dengan demikian hijrah yang sempurna (hakiki) adalah meninggalkan apa saja yang telah Allah SWT larang, termasuk meninggalkan negeri syirik (kufur) menuju Dâr al-Islâm.
Secara syar’i, menurut para fukaha, pengertian hijrah adalah keluar dari darul kufur menuju Darul Islam (An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II/276). Darul Islam adalah suatu wilayah (negara) yang menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan dan keamanannya secara penuh berada di tangan kaum Muslim. Sebaliknya, darul kufur adalah wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariah Islam dan keamanannya tidak berada di tangan kaum Muslim sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam. Pengertian hijrah semacam ini diambil dari fakta hijrah Nabi saw. sendiri dari Makkah (yang saat itu merupakan darul kufur) ke Madinah (yang kemudian menjadi Darul Islam).
Dari semua itu, hijrah mungkin bisa dimaknai sebagai momentum perubahan dan peralihan dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari segala bentuk kejahiliahan menuju  Islam dan dari masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam.
Alhasil, peralihan dan perubahan ke arah Islam dan masyarakat Islam itulah spirit hijrah. Tentu spirit hijrah seperti itu sangat relevan untuk kita wujudkan saat ini di tengah kehidupan kita kaum Muslim.

Kejahiliahan Modern
Kondisi masyarakat modern saat ini, jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat jahiliah pra hijrah, tampak banyak kemiripan, dan bahkan dalam beberapa hal justru lebih buruk. Ciri utama masyarakat jahiliah dulu adalah kehidupan diatur dengan aturan dan sistem jahiliah buatan manusia. Pada masyarakat Quraisy, aturan dan sistem kemasyarakatan dibuat oleh para pemuka kabilah. Hal itu mereka rumuskan melalui pertemuan para pembesar dan tetua kabilah di Dar an-Nadwah. Kondisi yang sama persis juga berlangsung saat ini. Kehidupan diatur dengan aturan dan sistem buatan manusia yang dibuat oleh sekumpulan orang dengan mengatasnamakan rakyat.
Dalam aspek ekonomi ada riba, manipulasi, kecurangan dalam timbangan dan takaran, penimbunan, eksploitasi oleh pihak ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah, konsentrasi kekayaan pada segelintir orang, dsb. Semua itu kental mewarnai kehidupan ekonomi masyarakat jahiliah pra hijrah. Hal yang sama juga mewarnai kehidupan ekonomi modern saat ini. Penipuan ekonomi banyak terjadi. Harta juga terkonsentrasi pada segelintir kecil orang. Satu persen dari masyarakat menguasai lebih dari 60 persen kekayaan yang ada. Satu orang menguasai tanah ratusan ribu hektar bahkan lebih dari satu juta hektar. Riba merajalela. Bahkan saat ini riba justru menjadi pilar sistem ekonomi dan negara menjadi salah satu pelaku utamanya. Negara bahkan gemar menumpuk utang ribawi yang menjadi beban rakyat hingga Rp 3.700 triliun rupiah.
Pada aspek sosial, masyarakat jahiliah pra hijrah identik dengan kebobrokan moral yang luar biasa. Mabuk, pelacuran dan kekejaman menyeruak di mana-mana. Anak-anak perempuan yang baru lahir pun dibunuh, bahkan dengan cara dikubur hidup-hidup.  Kondisi sosial masyarakat jahiliah itu juga banyak terjadi pada masyarakat modern saat ini. Perzinaan difasilitasi dengan lokalisasi dan dilegalkan atas nama investasi dan retribusi.  Tak sedikit pula bayi yang dibunuh saat baru lahir. Jika dulu bayi perempuan yang dibunuh, sekarang bayi laki-laki atau perempuan yang dibunuh. Bahkan mereka dibunuh sebelum lahir melalui aborsi. Jumlahnya pun mencapai jutaan kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya.
Dalam aspek politik dan konstelasi internasional, bangsa Arab jahiliah pra hijrah bukanlah bangsa yang istimewa. Dua negara adidaya saat itu, Persia dan Byzantium, sama sekali tidak melihat Arab sebagai sebuah kekuatan politik yang patut diperhitungkan.  Begitu pula saat ini. Negeri-negeri kaum Muslim, termasuk negeri ini, juga tidak pernah diperhitungkan oleh negara-negara lain, kecuali sebagai obyek jajahan. Kekayaan alam negeri kita dijadikan jarahan oleh negara-negara penjajah dan para kapitalis. Jutaan kilometer persegi perairan dan jutaan hektar daratan negeri ini sudah dikapling-kapling untuk perusahaan-perusahaan yang kebanyakan asing.
Karena itu tepat jika kondisi kehidupan saat ini disebut jahiliah modern. Maju secara sains dan teknologi, namun aturan dan sistemnya tetap aturan dan sistem jahiliah; aturan dan sistemnya tetap buatan manusia. 

Spirit Hijrah Masa Kini
Fakta masyarakat dengan kejahiliahan modern itu perlu kita ubah menjadi masyarakat Islam. Inilah yang juga dilakukan oleh Rasul saw. dan para sahabat beliau. Di situlah pentingnya spirit hijrah. Spirit hijrah itu adalah spirit perubahan dan peralihan dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari segala bentuk kejahiliahan menuju Islam dan dari masyarakat jahiliah menuju masyarakat Islam. Inilah yang harus diwujudkan.
Perubahan tentu tidak akan datang begitu saja. Perubahan itu harus kita usahakan.  Allah SWT berfirman:
] ... إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ...[
...Sungguh Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri… (TQS ar-Ra’du [13]: 11).

Mewujudkan spirit hijrah itu tidak lain adalah dengan berjuang untuk membangun masyarakat Islam. Masyarakat Islam inilah yang juga dibangun oleh Rasul saw. dan para sahabat pasca hijrah ke Madinah. Masyarakat di Madinah pasca hijrah tetaplah masyarakat yang beragam, heterogen secara agama, suku, warna kulit dan lainnya. Keberagaman di masyarakat itu bisa dikelola dengan baik melalui penerapan syariah Islam secara kâffah atas semua warga negara.
Dengan demikian kunci perwujudan masyarakat islami pasca hijrah tidak lain adalah penerapan syariah Islam secara kâffah atas semua warga negara di dalam Daulah Islam.
‘Ala kulli hal, marilah kita sambut seruan Allah SWT:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian menuju suatu yang memberikan kehidupan kepada kalian (TQS al-Anfal [8]: 24).

Walhu a’lam. []



Hikmah:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sungguh orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah, itulah mereka yang benar-benar mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (TQS al-Baqarah [2]: 218).

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Siapa saja yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Siapa saja yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpa dirinya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (TQS an-Nisa’ [4]: 100).



Buletin KAFFAH semua edisi dilihat DISINI

IMAN YANG KUAT DAN PRODUKTIF

Buletin Kaffah No. 002, 18 Agustus 2017/25 Dzulqa’dah 1438 H

IMAN YANG KUAT DAN PRODUKTIF

Agar manusia bisa menjalani hidup di dunia dengan benar dan terus meningkat hingga mencapai taraf kehidupan paling tinggi, ia harus memiliki keyakinan mendasar yang melandasi seluruh hidup dan kehidupannya. Keyakinan mendasar itu berupa jawaban yang benar tentang apa itu hakikat alam, manusia dan kehidupan; apa yang ada sebelum dunia dan yang ada sesudah dunia; serta apa hubungan antara dunia dengan yang ada sebelum dan sesudah dunia. Jawaban atas ketiga hal itu akan menjadi pemikiran integral (fikrah kulliyah) yang akan menjadi dasar semua perilaku dalam menempuh hidup di dunia serta mengelola kehidupan dunia.
Islam telah memberikan jawaban atas ketiga hal itu dengan jawaban yang benar dan sesuai fitrah; jawaban yang memuaskan akal dan menenteramkan hati. Jawaban itu adalah akidah Islam. Akidah Islam inilah yang berpengaruh menentukan dan mengarahkan kehidupan manusia sehingga produktif dan tidak jumud.
Islam memberikan jawaban atas ketiga pertanyaan mendasar itu dengan jawaban bahwa di balik alam, manusia dan kehidupan ada Sang Pencipta (Al-Khâliq). Dialah Yang menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Allah SWT, Zat Yang wâjib al-wujûd (keberadaan-Nya mutlak).
Keberadaan sang Pencipta bisa diyakini secara pasti dari hasil perenungan tentang keberadaan alam, manusia dan kehidupan. Alam, manusia dan kehidupan, baik masing-masing ataupun secara keseluruhan, memiliki keterbatasan. Akal pun memastikan bahwa segala hal yang memiliki keterbatasan bersifat lemah, serba kurang dan memerlukan yang lain. Semua yang terbatas, lemah, serba kurang dan membutuhkan pihak lain mustahil datang dan ada dengan sendirinya. Dengan demikian adanya manusia, alam dan kehidupan yang memiliki keterbatasan, kelemahan dan kekurangan serta membutuhkan yang lain meniscayakan keberadaan Sang Pencipta. Dialah Tuhan Yang menciptakan semua itu dari ketiadaan. Semua yang tercipta pastilah tidak azali, artinya pasti ada awal dan akhirnya.

Sifat Al-Khâliq
Berbicara tentang keberadaan Sang Pencipta (Tuhan), maka hanya ada tiga kemungkinan. Pertama: Tuhan merupakan ciptaan dari yang lain. Kedua: Tuhan menciptakan dirinya sendiri. Ketiga, Tuhan bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir) dan wâjib al-wujûd (wajib ada).
Kemungkinan pertama secara pasti adalah batil. Sebab, jika Tuhan merupakan ciptaan dari yang lain, berarti Tuhan adalah makhuk, bukan al-Khâliq. Kemungkinan kedua juga batil karena berarti Tuhan menjadi al-Khâliq sekaligus makhluk. Ini mustahil. Alhasil, Tuhan haruslah bersifat azali, yakni tidak berawal dan tidak berakhir. Tuhan haruslah wâjib al-wujûd (keberadaannya mutlak). Dialah Allah SWT.
Orang yang berakal akan memahami bahwa keberadaaan segala sesuatu adalah ciptaan (makhluk) dari Sang Pencipta (Al-Khâliq). Dengan mengarahkan pandangan pada segala sesuatu berupa alam, kehidupan dan manusia kita meyakini bahwa semua itu cukup untuk dijadikan argumentasi dan dalil atas keberadaan Sang Pencipta yang Maha Pengatur (Al-Khâliq al-Mudabbir). Oleh karena itu kita mendapati al-Quran mengarahkan perhatian dan pandangan manusia pada segala sesuatu—yang serba terbatas, serba lemah dan serba kurang—untuk membuktikan keberadaan Sang Pencipta, Allah SWT. Di dalam al-Quran terdapat ratusan ayat yang seperti itu. Di antaranya ayat berikut:
﴿إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ﴾
Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal (TQS Ali Imran [3]: 190).

Allah SWT juga berfirman:
﴿إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ﴾
Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, air yang Allah turunkan dari langit—lalu dengan air itu Dia menghidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya, penyebaran di bumi itu segala jenis hewan, serta pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, benar-benar merupakan tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal (TQS al-Baqarah [2]: 164).

Dengan demikian bisa diyakini dan diimani secara pasti bahwa di balik alam semesta, manusia dan kehidupan ini ada Al-Khâliq. Dialah Yang menciptakan semua itu. Dialah Allah SWT, Zat Yang azali dan wâjib al-wujûd.
Lalu dengan merenungkan keteraturan semua unsur alam semesta, manusia dan kehidupan ini, bisa dipastikan keesaan Allah SWT sebagai Zat Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Sebab, andai Al-Khâliq al-Mudabbir itu berbilang, niscaya rusaklah alam, manusia dan kehidupan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
﴿لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ﴾
Andai ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah langit dan bumi itu telah rusak binasa. Mahasuci Allah, Zat Yang mempunyai 'Arsy, dari apa saja yang mereka sifatkan (TQS al-Anbiya` [21]: 22).

Alhasil, keberadaan (eksistensi) Allah SWT dan keesaan-Nya telah bisa diyakini dan diimani secara pasti dengan proses berpikir secara ‘aqliyyah disertai dengan bukti-bukti dan dalil pasti. Adapun tentang hakikat (esensi) Zat-Nya tidak mungkin bisa dijangkau oleh akal. Sebabnya, Zat-Nya berada di balik apa yang bisa dijangkau akal. Keimanan atas hakikat Allah SWT berikut nama-nama, sifat-sifat dan sebagainya haruslah didasarkan pada informasi dari Allah SWT sendiri di dalam wahyu-Nya.

Al-Quran Kalamullah, Muhammad Rasulullah saw.
Keberadaan al-Quran sebagai kalamullah juga bisa diimani secara ‘aqliyyah, yakni dari fakta al-Quran yang berbahasa Arab. Dalam hal ini hanya ada tiga kemungkinan: (1) Al-Quran itu karangan bangsa Arab; (2) Al-Quran itu karya Muhammad saw.; (3) Al-Quran itu merupakan kalamullah.
Kemungkinan pertama tentu batil. Pasalnya, Allah SWT sendiri telah menantang semua orang Arab untuk membuat yang semisal al-Quran (QS al-Baqarah [2]: 23 dan Hud [11]: 13). Sudah terbukti secara pasti bahwa seluruh orang Arab tidak mampu menjawab tantangan itu. Jadi, mustahil al-Quran merupakan karangan bangsa Arab. Kemungkinan kedua juga batil. Pasalnya, Muhammad adalah bagian dari bangsa Arab. Jika seluruh orang Arab tidak mampu membuat semisal al-Quran, apalagi hanya seorang Muhammad. Tentu lebih mustahil lagi al-Quran dikarang okeh orang non-Arab. Alhasil, kemungkinan ketigalah yang benar, yakni bahwa al-Quran merupakan kalamullah dan menjadi mukjizat bagi orang yang membawanya. Muhammadlah yang membawa al-Quran yang merupakan kalamullah dan syariah-Nya itu, sementara tidak ada yang membawa syariah Allah SWT kecuali para nabi dan rasul. Karena itu bisa dipastikan bahwa beliau adalah seorang nabi dan rasul-Nya.

Kesimpulan
Dengan demikian keimanan kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta, al-Quran sebagai kalamullah serta Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul-Nya telah bisa dibangun secara ‘aqliyyah dengan bukti dan dalil. Hal itu menjadi pilar tegaknya keimanan pada semua hal gaib dan apa saja yang diberitahukan oleh Allah SWT dalam al-Quran baik yang bisa dijangkau akal ataupun tidak. Dari sini berarti kita wajib mengimani Hari Kebangkitan (Hari Kiamat), surga, neraka, hisab, azab, para malaikat, jin, setan dan lainnya yang telah diinformasikan secara pasti (qath’i) oleh al-Quran atau hadis-hadis mutawatir.
Berdasarkan hal itu, kita wajib mengimani apa yang ada sebelum kehidupan dunia. Itulah Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Kita pun wajib mengimani apa yang ada sesudah kehidupan dunia. Itulah alam akhirat sebagai tempat kembali manusia kepada Sang Pencipta (Allah SWT). Konsekuensinya, kita pun wajib mengimani sekaligus melaksanakan seluruh ketentuan Allah SWT, yakni syariah-Nya, yang faktanya Dia turunkan untuk mengatur kehidupan manusia di muka bumi ini. Artinya, manusia wajib berjalan di kehidupan dunia ini sesuai dengan aturan-aturan Allah, sesuai syariah-Nya, dalam segala tindak tanduknya dan dalam segala pengaturan kehidupan individu, keluarga dan masyarakat dalam segala aspeknya. Manusia wajib menjalankan dan menerapkan syariah Allah SWT secara keseluruhan dalam seluruh aspek kehidupan dunia. Tentu manusia akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban pada Hari Kiamat atas semua itu, yang akan menentukan apakah dia akan menempati surga dengan segala kenikmatannya atau dijebloskan ke dalam neraka dengan segala azabnya yang amat pedih.
WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []


Hikmah:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ»
Nabi saw. bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia menjadikan hawa nafsunya tunduk pada apa yang aku bawa (al-Quran dan as-Sunnah).” (Al-Baghawi, Syarh as-Sunnah, I/213; Ibn Bathah, Al-Ibânah al-Kubrâ, I/387).


Buletin KAFFAH semua edisi dilihat DISINI

 

Properti Syariah



Pasang Depot Air Minum Isi Ulang


.
Besi Beton + Wiremesh Murah


© 2011 - | Buku PR, TUGAS, dan Catatan Sekolah | www.suwur.com | pagar | omaSae | AirSumber | Bengkel Omasae, | Tenda Suwur |