Makan merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang.
Tuntutan agar dapat memenuhi kebutuhan akan makanan
dirasakan secara naluri mulai pada masa bayi hingga manula
atau lansia. Tanpa di ajarkan terlebih dahulu, setiap manusia
akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan.
Sejak bayi makanan disuplai oleh ibu. Namun setelah semakin
bertambah usia menjadi anak-anak, mereka sudah dapat
memilih sendiri makanan yang akan mereka konsumsi. Demikian
pula halnya dengan orang dewasa, makanan yang dikonsumsi,
bahkan diolah sendiri dan direncanakan bagaimana cara
mendapatkannya dan menyajikan makanan tersebut.
Gambar Kebutuhan utama manusia
Makanan dapat diperoleh semua orang dengan berbagai
cara dan di beberapa tempat. Setiap orang dapat memperoleh
makanan di lahan pertanian milik mereka sendiri, makanan
dapat diperoleh dengan membeli di pasar atau mendapatkannya
dari pemberian orang lain.
Terpenuhinya kebutuhan akan makanan bagi bayi
berdasarkan pada rasa lapar atau tidak lapar, secara naluri bayi
akan menangis jika merasa lapar. Berbeda dengan anak-anak
hingga orang dewasa dan manula, terpenuhinya kebutuhan akan
makanan tidak hanya pada rasa lapar saja. Namun sudah mulai
meningkat dengan adanya cita rasa tertentu yang diinginkan,
kemampuan ekonomi yang terjangkau, hingga akhirnya lebih
meningkat kepada nilai atau kualitas dari makanan itu sendiri.
Gambar Warung/ toko makanan
Mendapatkan makanan di warung ataupun dari kebun,
haruslah selalu berpedoman kepada tujuan yaitu untuk
tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Jangan asal
memilih makanan, tapi pilihlah makanan yang memiliki nilai gizi
dan sesuai dengan kebutuhan tubuh agar tetap dapat
mempertahankan kesehatan. Makanan yang dipilih harus sesuai
dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi. Jangan hanya memilih
makanan berdasarkan rasa enak dan harga yang murah saja.
Gambar Berkebun
Berada dalam era perekonomian yang berkembang pesat,
manusia dihadapkan pada keharusan untuk dapat selalu memenuhi
kebutuhan akan makanan tidak hanya dengan cara mengumpulkan
di alam bebas. Manusia tidak perlu harus menanam dan memasak
sendiri bahan makanan yang akan dimakan. Makanan dapat
diperoleh di rumah makan ataupun restoran, tapi tentu saja tidak
asal membeli semua jenis maknanan yang ditawarkan , tapi harus
tetap memilih makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan
tubuh akan zat-zat gizi.
Gambar 1.4: Tempat yang menyediakan makanan
Berapa banyak yang harus dimakan dan bagaimana cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan harus menjadi perhatian
kita dalam memilih bahan makanan maupun makanan siap saji.
Makanan yang baik adalah makanan yang sehat, aman dan
higienis, serta mudah didapat, mudah dibuat, terjangkau dan murah
harganya. Makanan yang sehat adalah makanan yang
mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Makanan yang aman adalah makanan yang tidak
mengandung unsur-unsur yang membahayakan kesehatan, serta
makanan yang tidak terkontaminasi baik oleh mikroorganisme
maupun bahan kimia berbahaya. Sedangkan makanan yang
higienis adalah makanan yang diolah dan disajikan melalui proses
yang bersih. Makanan tersebut jika memenuhi unsur tadi (sehat,
aman dan higienis) jika dikonsumsi akan memberikan manfaat bagi
tubuh sehingga kesehatan yang optimal tetap terjaga.
Pengetahuan dalam merencanakan dan memilih makanan
yang baik perlu diketahui oleh masyarakat. Kesalahan dalam
merencanakan dan memilih makanan akan berdampak buruk
pada kesehatan. Dampak dari kesalahan dalam mengkonsumsi
makanan tidak hanya dirasakan seketika setelah kita
mengkonsumsi makanan tertentu. Namun bisa juga dampak
tersebut muncul setelah kita mengkomsumsi makanan dalam
jangka waktu yang lama.
Munculnya berbagai penyakit degeneratif yang diakibatkan
oleh pola makan yang tidak sehat, dialami setelah seseorang
mengkonsumsi makanan dalam jangka waktu lama dan
berkelanjutan. Kesalahan dalam pola makan dan kebiasaan
hidup yang tidak sehat dapat menurunkan kualitas
kesehatan.
Gambar. Pola Makan merupakn saah satu penyebab
penyakit degeneratif
Ilmu gizi lahir menjelang abad–18, yang didahului dengan
serangkaian percobaan pada tahun 1783 –1793 oleh Antoine
Lavoiser yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Gizi. Lavoiser melalui
percobaannya pada marmut menemukan fungsi oksigen dan
proses pencernaan dalam tubuh. Ia berhasil meletakkan dasardasar
ilmu gizi berupa fungsi kimia dan biokimia makanan dalam
tubuh. Seiring dengan hal tersebut Poerwosoedarmo sebagai
bapak Gizi Indonesia yang pertama sekali memperkenalkan
pola makan “Empat Sehat Lima Sempurna”.
Gambar. Metabolisme tubuh
Diawali dari penemuan Lavoiser di bidang gizi, satu
persatu para ahli mulai menemukan susunan kimia dalam
makanan yang berguna bagi kesehatan tubuh. Susunan kimia
dalam makanan tersebut yang selanjutnya dikenal dengan zatzat
gizi. Zat gizi tersebut dikelompokkan menjadi karbohidrat,
protein, lemak, vitamin,
mineral dan air.
Masing-masing zat gizi tersebut dibutuhkan tubuh dalam
jumlah yang berbeda-beda. Perbedaan kebutuhan zat gizi pada
manusia didasari oleh umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis dan
tingkat aktifitas rutin yang mereka lakukan
Gambar Macam – macam makanan sehat
Hingga pada abad ke-20, telah ditemukan banyak sekali
(sekitar 50 senyawa dan unsur) yang diperlukan tubuh agar
kesehatan terjaga. Semua senyawa dan unsur tersebut terdapat
dalam makanan yang dikonsumsi manusia. Berbagai zat gizi
dalam bahan makanan memiliki fungsi yang berbeda dalam
tubuh. Namun semua jenis zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
menjaga kesehatan dan keseimbangan hidup manusia.
Penelitian mengenai zat gizi sampai saat ini terus
dilakukan. Demikian juga halnya dengan kebutuhan manusia
akan berbagai zat gizi tersebut. Tidak hanya sampai di situ saja,
akibat yang ditimbulkan jika manusia kekurangan maupun
kelebihan dalam mengkonsumsi zat-zat gizi tersebut. Berbagai
upaya dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari
kelebihan dan kekurangan dalam mengkonsumsi zat gizi. Selain
itu upaya pencegahan dan pengobatan terus dilakukan
penelitian.
Gambar Hidup Sehat
Gambar Penyakit Gondok salah satu akibat masalah gizi
Penelitian di bidang gizi telah banyak dilakukan dan
semakin berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia. Para ahli selalu berinisiatif untuk
menemukan hal-hal baru di bidang gizi. Penemuan - penemuan
yang mutakhir dibidang gizi dan kesehatan akan memberikan
dampak positif bagi kesehatan manusia.
Sudah selayaknyalah penemuan dan prinsip-prinsip gizi
tersebut digunakan untuk pemecahan masalah dan perbaikan
gizi, terutama pada bayi, anak balita, ibu hamil dan menyusui
yang merupakan kelompok rawan gizi agar tidak lagi berjatuhan
korban akibat adanya kekurangan gizi. Kelompok rawan gizi
perlu perhatian penuh dari semua pihak. Jika kelompok rawan
gizi tidak diperhatikan kebutuhan gizinya, maka dikhawatirkan
sumberdaya manusia di masa yang akan datang menjadi rendah
kualitasnya. Seorang ibu dalam keadaan hamil dan mengalami
kekurangan gizi, memiliki resiko besar untuk melahirkan bayi
dengan kondisi kekurangan gizi.
Gambar Kelompok Rawan Gizi
Gambar Bayi yang lahir sehat
Bayi yang lahir dalam kondisi tidak sehat dikhawatirkan
akan terhambat pertumbuhan dan perkembangannya. Mereka
tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Di Negara kita, masalah gizi masih banyak dijumpai.
Masalah gizi yang diakibatkan kekurangan beberapa zat gizi
masih dialami oleh mayarakat Indonesia.
Masalah-masalah gizi yang dialami oleh masyarakat
seperti KEP (Kurang Energi dan Protein), Anemia (kekurangan
darah), KVA (Kekurangan Vitamin A), dan GAKI (Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium) serta folio.
Gambar Penderita Marasmus-Kwashiorkor
Kekurangan Energi dan Protein (KEP) merupakan
masalah gizi yang sangat memprihatinkan. Di Indonesia kasus
KEP (gizi buruk) menjadi pusat perhatian pada awal tahun 1998
saat negara kita mengalami krisis ekonomi. Tingginya jumlah
bayi dan balita penderita gizi buruk yang muncul di beberapa
wilayah di Indonesia, sangat memprihatinkan.
Sebagian besar masyarakat golongan ekonomi lemah
mengalami kekurangan pangan. Hal ini disebabkan oleh
berbagai faktor seperti keadaan ekonomi yang sedang terpuruk,
pengangguran meningkat.
Gambar Xerophtalmia akibat kekurangan Vitamin A
Permasalahan yang dialami oleh masyarakat membuat
sebagian keluarga tidak dapat menyediakan kebutuhan akan
pangan.
Gambar Makanan sehat kebutuhan pokok masyarakat
Selain tidak mampunya keluarga menyediakan kebutuhan
akan pangan, beberapa lembaga sosial yang ada di masyarakat
mulai tidak berfungsi.
Posyandu sebagai wadah pelayanan kesehatan di
masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Saat itu
banyak sekali posyandu yang tidak aktif, sehingga pemerintah
dan instansi terkait tidak dapat memberikan layanan kesehatan
dengan baik terutama untuk kelompok rawan gizi.
Selain tidak berfungsinya posyandu dengan maksimal,
pengetahuan gizi pada sebagian besar masyarakat terutama
para ibu masih rendah. Mereka belum mengetahui dengan baik
bagaimana mengatur makanan (menu) bagi seluruh anggopta
keluarga.
Gambar Penderita KEP
Bagaimana menyusun menu yang baik sehingga dapat
memenuhi kebutuhan akan zat gizi perlu untuk diketahui.
Informasi tentang bagaimana menyusun menu dan memenuhi
kebutuhan gizi di tingkat rumah tangga biasanya dapat diperoleh
masyarakat di posyandu. Namun dengan tidak berjalannya
fungsi posyandu, maka informasi tentang kesehatan dan
bagaimana pengaturan makanan untuk keluarga tidak dapat di
sampaikan dengan baik kepada masyarakat.
Gambar Penyuluhan gizi
Dampak yang paling besar dirasakan adalah pada
kelompok rawan gizi, seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
balita serta para lansia. Pemerintah berusaha terus untuk
menuntaskan berbagai masalah kekurangan gizi tersebut.
Pemerintah kita tidak tinggal diam dalam mengatasi berbagai
masalah kekurangan gizi ini.
Beberapa program yang dilakukan pemerintah bertujuan
untuk memperbaiki kondisi gizi dan kesehatan, terutama pada
kelompok rawan gizi. Program gizi yang dilaksanakan oleh
pemerintah saat ini adalah program revitalisasi posyandu.
Program ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali
posyandu yang ada di masyarakat. Aktifnya kembali posyandu,
dapat membantu pemerintah memantau kesehatan masyarakat,
terutama kesehatan ibu dan anak. Kebijakan pemerintah yang
terkait dengan upaya perbaikan gizi dapat berjalan. Para kader
di posyandu akan kembali menjalankan tugas mereka sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Karena posyandu hadir dari
masyarakat untuk masyarakat.
Gambar Pemberian makanan tambahan
Kebijakan pemerintah dalam pembenahan gizi masyarakat,
antara lain melalui program Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) bagi bayi dan balita di posyandu serta Program
Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Sekolah (PMTAS) di
sekolah dasar. Program ini diprioritaskan pada sekolah dasar
yang berada di daerah tertinggal. Kedua program ini dilakukan
untuk menanggulangi masalah kekurangan energi dan protein
terutama pada kelompok rawan gizi.
Sedangkan untuk penanggulangan Anemia, pemerintah
memberikan bantuan pil untuk penambah darah terutama bagi
ibu hamil dan menyusui yang diberikan secara cuma-cuma
melalui pelayanan di posyandu. Guna menanggulangi
kekurangan vitamin A pemerintah memberikan bantuan berupa
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita dua
kali dalam setahun.
Pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A dilakukan melalui
posyandu. Hal ini juga dilakukan untuk upaya pencegahan
terhadap munculnya kekurangan zat gizi pada masyarakat di
masa yang akan datang. Selain itu program pencegahan yang
dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan fortifikasi zat
gizi. Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu dalam bahan
makanan. Bahan makanan yang difortifikasi adalah bahan
makanan yang banyak dikonsumsi, dan dikonsumsi oleh semua
masyarakat.
Program fortifikasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah
penambahan iodium pada garam. Ini bertujuan untuk
menanggulangan GAKI khususnya di beberapa daerah dan
untuk pencegahan di masa yang akan datang.
Selain itu fortifikasi juga dilakukan dengan penambahan Fe
(zat besi) pada tepung terigu yang bertujuan untuk
penanggulangan dan pencegahan anemia pada masyarakat.
Terigu dipilih sebgai bahan yang difortifikasi, karena sebagian
besar makanan, baik yang diolah sendiri maupun yang di beli,
menggunakan terigu sebagai bahan pokok.
Selengkapnya tentang Belajar TEKNIK PERENCANAAN GIZI MAKANAN