~ Menjelaskan perkembanagn Islam pada abad pertengahan
~ Menyebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam pada abad pertengahan
A. Dunia Islam pada Abad Pertengahan
Perkembangan Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250 M), periode pertengahan (1250-1800 M) dan periode modern (1800 – sekarang).
Dalam catatan sejarah, Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan pesat pada masa klasik. Kemudian mengalami kemunduran pada abad pertengahan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam pada masa klasik. Di abad pertengahan, wilayah kekuasaan Islam muncul sebagai kerajaan atau Negara-negara yang mandiri dan terpisah dari kerajaan Islam klasik.
1. Kerajaan Ottoman di Turki.
Dalam sejarah Islam, Turki merupakan salah satu daerah yang penting. Pada wilayah ini, berdiri sebuah Negara atau kereajaan Islam yang besar, yang memberikan nama baik dan kejayaan Islam pada masa itu, dan masa sekarang. Kendati kemudian, pada akhirnya muncul perubahan-perubahan tatanan nilai Islam yang jauh berbeda dengan apa yang diharapkan ajaran Islam. Di wilayah inilah, berdirinya kerajaan Utsmani atau Ottoman.
Kerajaan Utsmani didirikan dan diproklamirkan oleh Usman (1300 M) setelah Sultan Alaudin II dari dinasti Saljuk mati terbunuh dalam peperangan melawan Mongol. Kerajaan Utsmani (Ottoman) ini berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 sultan.
Kesultanan ini menjadi pusat interaksi antar Barat dan Timur selama enam abad. Pada puncak kekuasaannya, Kesultanan Utsmaniyah terbagi menjadi 29 propinsi. Dengan Konstantinopel (sekarang istanbul) sebagai ibukotanya, kesultanan ini dianggap sebagai penerus dari kerajaan-kerajaan sebelumnya, seperti Kekaisaran Romawi dan Bizantium. Pada abad ke-16 dan ke - 17, Kesultanan Usmaniyah menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan lautnya yang kuat.
Kekuatan Kesultanan Usmaniyah terkikis secara perlahan-lahan pada abad ke-19, sampai akhirnya benar-benar runtuh pada abad 20. Setelah perang Dunia I berakhir, pemerintahan Utsmaniyah yang menerima kekalahan dalam perang tersebut, mengalami kemunduran di bidang ekonomi.
Dalam menjalankan pemerintahannya, pemimpin Turki Usmani menggunakan dua gelar sekaligus, yaitu khalifah dan sultan. Sultan sebagai symbol penguasa duniawi, dan khalifah sebagai symbol penguasa spiritual (agama). Secara praktis, pemimpin Turki Usmani memiliki dua pembantu utama. Pertama, mufti atau syaikh Islam yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual. Kedua, shadhrul A’zham (perdana mentri) yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan wewenang duniawi.
Ulama dan sejumlah karya yang dihasilkan pada zaman Turki Usmani adalah
(1) Mustafa Ali (1541-1599), ahli sejarah. Diantara karyanya adalah Kuhn Al- Akhbar yang berisi sejarah dunia dari sejak Adam as sampai Yesus, sejarah Islam awal hingga Turki Usmani.
(2) Evliya Chelebi (1614-1682), ahli ilmu sosial. Diantara karyanya adalah Seyabat Name (buku Pedoman Perjalanan), yang berisi tentang masyarakat dan ekonomi Turki Usmani.
(3) Arifi (wafat 1561), sejarawan istana. Diantara karyanya adalah Shah Name– I-A-I Osman, yang berisi cerita tentang keluarga raja-raja Usmani.
(4) Imam Bukhari (810 M) adalah penulis buku Hadi¡ shahih yang terkenal sampai sekarang. Dan kitabnya dijadikan rujukan utama dalam kumpulan hadi¡-hadi¡ Rasulullah Muhammad saw.
(5) Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi (780 – 850 M), ia adalah penemu logaritma dan banyak melakukan kajian dalam bidang keilmuan.
(6) Abu Raihan al-Biruni lahir di Khawarizmi (973) dan meninggal di Gazna (1048 M), adalah ahli astronomi dan geografi.
(7) Muhammad Targai Ulugh Beg (1294-1449 M) adalah cucu Timur Leng pada dinasti Timuriah. Karya besarnya adalah terkait dengan masalah astronomi.
Selain meninggalkan buku-buku sebagai kekayaan sejarah, Turki Usmani juga meninggalkan sejumlah bangunan yang memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada zamannya. Masjdil Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Abu Ayub Al-Anshari, Masjid Bayazid, dan Masjid Sulaiman Al-Qanuni, merupakan masjid yang berarsitektur tinggi dengan menggunakan “kubah batu” (ciri gereja Kristen) yang menggambarkan persaingan antara Islam dan Kristen.
Dalam bidang pendidikan, dinasti ini mendirikan sejumlah madrasah. Madrasah yang pertama didiriakan di Izink (1331 M) dengan mendatangkan pengajar dari Iran dan Mesir. Madrasah berikutnya didirikan di Bursa, Edirne, dan Istanbul. Madrasah di Turki Usmani dibentuk dengan memperlihatkan jenjang dan materi ilmu yang diajarkan adalah bahasa Arab, nahwu, sharaf, manthiq, teologi, hukum, astronomi dan geometri, serta retorika.
2. Kerajaan Mogul.
Membahas perkembangan Islam di India perlu dilakukan pemisahan antar periode. Dalam kaitan ini, ada empat periode perkembangan Islam atau sejarah Negara India pada umumnya, yaitu periode sebelum Kerajaan Mogul (705- 1526), periode Mogul (1526-1858M), periode penjajahan Inggeris (1858-1947 M), dan periode Negara India sekuler (1947 – sekarang).
Kerajaan Mogul adalah sebuah kerajaan menguasai Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara 1526 - 1857. Kerajaan ini didirikan oleh pemimpin Mongol, Zahirudian Muhammad Barbur pada 1526, ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi - Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat. Kata mughal atau mogul adalah versi Indo- Aryan dari Mongol. Agama rakyat Mughal adalah Islam.
Kerajaan ini sebagian besar ditaklukkan oleh Sher Shah pada masa Humayun, namun di bawah Akbar Khan kerajaan ini tumbuh pesat, dan terus berkembang sampai akhir pemerintahan Aurangzeb. Jahangir, anak Akbar, memerintah kerajaan ini antara 1605-1627. Pada Oktober 1627 Shah Jahan, anak dari Jahangir mewariskan tahta dan kerajaan yang luas dan kaya di India. Pada abad tersebut, ini mungkin merupakan kerajaan terbesar di dunia. Kaisar Mughal Shah Jahan, memerintahkan pembangunan Taj Mahal antara 1630- 1653 di Agra, India.
Setelah kematian Aurangzeb pada 1707, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Pada 1739 dia dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania akhirnya membubarkannya pada 1857.
3. Kerajaan Safawi di Persia
Umat Islam menguasai Persia sejak tahun 641 M. setelah itu bangsa Persia yang semula beragama Zoroaster berbondong-bondong masuk Islam. Dinasti atau kerajaan Islam silih berganti memerintah Persia, sampai dengan bansga Mongol merebutnya pada abad ke-12 M. selama tiga abad bansga Mongol menguasai Persia, hingga pada tahun 1502 M muncul dinasti baru yaitu kerajaan Safawi.
Kerajaan safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawai (Ismail I)) pada tahun 907 H (1501 M) di Tbriz. Beliau berkuasa pada tahun 1501 M – 1524 M, yang wilayah kekuasaannya di sebalah barat berbatasan dengan kerajaan Usmani (Ottoman) di Turki dan di sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Islam Mogul di India. Kerajaan Safawi Mogul dan turki Usmani merupakan tiga kerajaan besar pada abad pertengahan.
Setelah pemerintah syah Ismail Safawi berakhir, silih bergantu sultan-sultan Dinasti Safawi melanjutkan pemerintahnnya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhri Kerajaan Safawi bernama Sultan Muhammad.
Kerajaan Safawi mencapai puincak kejayaannya tatkala diperintah oleh Syah Abbas (1585 -1628 M). belay berjasa mempersatukan seluruh Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran diubah menjadi Bandar Abbas sampai sekarang. Syah Abbas juga memindahkan ibukiota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.
Setelah pemerintahan Syah Abbas berakhir dan digantukan oleh Sultan berikutnya, kedudukan Kerajaan Safawi menjadi lemah. Kelemahan ini disebabkan karena ada perebuhan kekuasaan.
Selanjutnya Persia diperintah oleh Dinasti Zand (1759 – 1794), Diansti Qajar (1794-1925M), dan Dinasti Pahlevi (1925-1979M). Kemudian sejak tahun 1979, sistem kerajaan yang sudah berjalan ribuan tahun itu diganti menjadi sistem republik (demokrasi), dengan nama “Republik Islam Iran”, dengan pemimpin pertamanya yaitu Presiden Abalhasan Bani Sadr.
Safawiyah menjadikan Syi’ah sebagai mazhab resmi Negara. Pada zaman Khudabanda (19666), Isfahan memiliki 162 masjid dan 48 perguruan, serta fasilitas umum lainnya. Pada tahun 1510 M, sekolah seni lukis Timuriah dipindahkan dari Heart ke Tibriz. Di sekolah ini diterbitkan buku Syah Nameh (buku tentang raja-raja) yang memuat l ebih dari 250 lukisan. Ulama yang muncul pada zaman Safawi di Persia yaitu :
(a) Baha’ udin Al-‘Amili, seorang pemikiran berwawasan luas dalam bidang ilmu pengetahuan.
(b) Sadrudin al-Syirazi, adalah seorang filosof yang dikenal dengan nama Mula Syadra (wafat 1641 M).
(c) Muhammad Bagur Ibn Muhammad Damad, seorang filosof, ahli sejarah dan teolog. Beliau pernah melakukan penelitian observasi tentang kehidupan lebah. Ia wafat pada tahun 1631.
B. Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Dalam abad pertengahan ada beberapa perkembangan Islam yang sangat positif dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini terjadi pada periode puncak kerajaan-kerajaan Islam abad pertengahan. Pembangunan mesjid raya di Cordoba pada tahun 785 menandakan bergeliatnya arsitektur Islam di peninsula Iberia dan Afrika Utara. Mesjid dengan gaya Moor sangat mencolok dengan interior lengkungannya yang penuh dekorasi. Arsitektur Moor meraih masa puncaknya dengan dibangunnya Alhambra, istana sekaligus benteng di Granada dengan interior yang memiliki ruangan terbuka yang luas dan memungkinkan udara mengalir secara lancar, dan didominasi dengan pemakaian warna merah, biru dan emas.
Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia, dan Bizantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang. Masjid raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret. Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul Turki turut mempengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika Usmani merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilica menjadi mesjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam selanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya masjid Sulaiman dan masjid Rustam Pasha. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geomterikal fractal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.
Selain itu, ada sejumlah tokoh muslim yang berjasa dalam perkembangan peradaban Islam abad ini :
1. Akbad Khan (1556-1605 M) dari dinasti Mogul, menjalankan pemerintahan bersifat militersitisk. Pemerintahan pusat dipimpin oleh raja, pemerintah daerah dipimpin oleh kepala komandan (sipah salar), dan pemerintyahan sub-daerah dipimpinan oleh komandan (faudjar). Namun demikian, Akbar Khan pun menerapkan sistem politik sulh e-kul (toleransi universal), yaitu pandangan yang menyatakan bahwa derajat semua penduduk adalah sama. Di samping itu, Akbar pun membentuk Din Ilahi¸ yaitu prinsip untuk membangun toleransi beragama di India. Pada masa Akbar Khan ini juga, didirikannya mansabdhari atau lembagha pelayanan umum yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerjaan, termasuk menyiapkan sejumlah pasukan.
2. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, Umat Islam India dan umat Hindu India melakukan perlawanan terhadap Negara kolonial. Pejuang Muslim India pada waktu itu, diantaranya Muhammad Ali Jinnah (1876-1948, Muhammad Iqbal (1873-1938), dan Ahmad Khan melakukan perlawanan terhadap kolonial. Dalam perjuangan ini, wilayah India kemudian terbelah menjadi beberapa Negara, yaitu Pakistan dengan Presidennya Muhammad Ali Jinnah, dan Bangladesh dengan Mujiburrahman sebagai presiden pertama. Hanya saja, Bangladesh secara resmi menyatakan sebagai Negara sekuler. Pada pihak lain, India pun berdiri sebagai Negara sekuler. 3. Bidang Sosial Ekonomi. Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagang dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika.
4. Bidang Kebudayaan. Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.
(a) Al Farabi (780-863M). Al-Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles.
(b) Ibnu Rusyd (1120-1198). Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke- 16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan- perpustakaan Eropa dan Amerika.
Karya beliau dikenal dengan Bidayah Al Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
(c) Ibnu Sina (980-1060 M). Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa.
Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran
5. Bidang Pendidikan. Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitasunniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.
6. Perkembangan ilmu dan teknologi. Banyak gambaran perkembangan Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.
(a) Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikian juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar di Toledo, setelah kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjana yang termasyhur di negaranya.
(b) Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
(c) Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M).
Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris.
Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara buku yang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965- 1038 M). Dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger Bacon.
(d) Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana, ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin.
Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut
(e) Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu
(f) Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
C. Pengaruh Islam abad Pertengahan di Indonesia
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama Hindu dan Budha disamping kepercayaan nenek moyang yang menganut animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.
Pertama, pengaruh Bahasa dan Nama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab. Bahasa Arab sudah banyak menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
Kedua, pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni. Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah. Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekular maupun bangunan keagamaan hingga saat ini. Arsitektur turut membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah masjid, kuburan, istana dan benteng.
Ketiga, pengaruh dalam Bidang Politik. Pengaruh ini dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore.
Keempat, pengaruh di bidang ekonomi. Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi, dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang
Refleksi
Tidak bisa dipungkiri, perkembangan Islam di masa lalu menunjukkan adanya respon Islam terhadap kebutuhan riil masyarakat pada waktu itu. Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang, bukan hanya mengadopsi dari berbagai Negara yang ada dan telah berkembang saat itu, namun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Islam.Perkembangan selanjutnya, Islam abad pertengahan pun telah memberikan pengaruh nyata terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Banyak sudah umat Islam Indonesia, atau tokoh agama Islam Indonesia yang menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman dakwah yang berkembang di Negara-negara islam yang berkembang pada waktu tersebut.
Rangkuman
Kerajaan Utsmani didirikan dan diproklamirkan oleh Usman (1300 M) setelah Sultan Alaudin II dari dinasti Saljuk mati terbunuh dalam peperangan melawan Mongol. Kerajaan Usmani (Ottoman) ini berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 sultan.
Kerajaan Moghul didirikan oleh pemimpin Mongol (1526 - 1857), Zahirudin Muhammad Barbur pada 1526, ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi - Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat. Kata mughal atau mogul adalah versi Indo-Aryan dari Mongol.
Kerajaan safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawai (Ismail I)) pada tahun 907 H (1501 M) di Tibriz. Beliau berkuasa pada tahun 1501 M - 1524 M, yang wilayah kekuasaannya di sebalah barat berbatasan dengan kerajaan Usmani (Ottoman) di Turki dan di sebelah timur berbatasan dengan kerajaan Islam Mogul di India. Kerajaan Safawi Mogul dan turki Usmani merupakan tiga kerajaan besar pada abad pertengahan.
Dari abad pertengahan ini, Islam sudah dapat berkembang pada aspek pendidikan, ilmu pengetahuan dan bidang kehidupan yang lainnya.
pengaruh peradaban Islam abad pertengahan pun, banyak dirasakan oleh bangsa Indonesia pada waktu itu. Pengaruhnya bukan hanya dalam masalah pendidikan agama Islam, namun terkait pula dengan semangat dan strategi dakwah atau perjuangan Islam.