Selengkapnya : Teknik Struktur Bangunan
TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN DENGAN KONSTRUKSI BAJA
. Sifat Baja sebagai Material Struktur Bangunan
Jenis Baja Struktural
Konsep Sambungan Struktur Baja
Jenis Alat Sambung Bukan Las
Sistem Sambungan Baut
Sistem Sambungan Baut
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai
SNI 03 - 1729 – 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
UNTUK BANGUNAN GEDUNG adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam
SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A,
0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya.
Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325
maupun baut A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal.
Keduanya memiliki mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dan
simbol pabrik pada salah satu mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala
segienam lebih pendek dari pada baut standar yang lain; keadaan ini
memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang memerlukan
kekuatan maksimum.
a) Beban leleh dan penarikan baut
Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah
memberikan gaya pratarik (pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus
sebesar mungkin dan tidak menimbulkan deformasi permanen atau
kehancuran baut. Bahan baut menunjukkan kelakuan tegangan-regangan
(beban-deformasi) yang tidak memiliki titik leleh yang jelas. Sebagai
pengganti tegangan leleh, istilah beban leleh (beban tarik awal/proof load)
akan digunakan untuk baut. Beban leleh adalah beban yang diperoleh dari
perkalian luas tegangan tarik dan tegangan leleh yang ditentukan
berdasarkan regangan tetap (offset strain) 0,2% atau perpanjangan 0,5%
akibat beban. Tegangan beban leleh untuk baut A325 dan A490 masingmasing
minimal sekitar 70% dan 80% dari kekuatan tarik maksimumnya.
Tabel Beban tarikan minimum baut
b) Teknik pemasangan
Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang dibutuhkan adalah metode kunci yang dikalibrasi (calibrated wrench), metode putaran mur (turn-of the nut), dan metode indikator tarikan langsung (direct tension indicator).
Metode kunci yang dikalibrasi dapat dilakukan dengan kunci puntir manual (kunci Inggris) atau kunci otomatis yang diatur agar berhenti pada harga puntir yang ditetapkan. Secara umum, masing-masing proses pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari titik erat untuk mematahkan baut. Bila metoda putaran mur digunakan dan baut ditarik secara bertahap dengan kelipatan 1/8 putaran, baut biasanya akan patah setelah empat putaran dari titik erat. Metode putaran mur merupakan metode yang termurah, lebih handal, dan umumnya lebih disukai.
Metode ketiga yang paling baru untuk menarik baut adalah metode indikator tarikan langsung. Alat yang dipakai adalah cincin pengencang dengan sejumlah tonjolan pada salah satu mukanya. Cincin dimasukkan di antara kepala baut dan bahan yang digenggam, dengan bagian tonjolan menumpu pada sisi bawah kepala baut sehingga terdapat celah akibat tonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan tertekan dan memendek sehingga celahnya mengecil. Tarikan baut ditentukan dengan mengukur lebar celah yang ada.
c) Perancangan sambungan baut
Sambungan-sambungan yang dibuat dengan baut tegangan tinggi digolongkan menjadi:
− Jenis sambungan gesekan
− Jenis sambungan penahan beban dengan uliran baut termasuk dalam bidang geseran [Gambar(a)]
− Jenis sambungan penahan beban dengan uliran baut tidak termasuk dalam bidang geseran [Gambar (b)]
Gambar Jenis sambungan-sambungan baut
Sambungan-sambungan baut (tipe N atau X) atau paku keling bisa
mengalami keruntuhan dalam empat cara yang berbeda.
− Pertama, batang-batang yang disambung akan merigalaini
keruntuhan melalui satu atau lebih lubang-lubang alat
penyambungan akibat bekerjanya gaya tarik (Iihat Gambar).
− Kedua, apabila lubang-lubang dibor terlalu dekat pada tepi batang
tarik, maka baja di belakang alat-alat penyaTnbung akan meleteh
akibat geseran (Iihat Gambar).
− Ketiga, alat penyambungnya sendiri mengalami keruntuhan akibat
bekerjanya geseran (Gambar).
− Keempat, satu-satu atau lebih batang tarik mengalami keruntuhan
karena tidak dapat menahan gaya-gaya yang disalurkan oleh alatalat
penyambung (Gambar).
Untuk mencegah terjadinya keruntuhan maka baik sambungan
maupun batang-batang yang disambung harus direncanakan supaya dapat
mengatasi keempat jenis keruntuhan yang dikemukakan di atas.
− Pertama, untuk menjamin tidak terjadinya keruntuhan pada bagianbagian
yang disambung, bagian-bagian tersebut harus direncanakan
sedemikian rupa, sehingga tegangan tarik yang bekerja pada
penampang bruto lebih kecil dari 0,6 Fy, dan yang bekerja pada
penampang etektif netto lebih kecil dari 0,5 Fy.
Gambar Jenis sambungan
− Kedua, untuk mencegah robeknya baja yang terletak di belakang alat
penyambung, maka jarak minimum dari pusat lubang alat
penyambung ke tepi batang dalam arah yang sarna dengan arah
gaya tidak boleh kurang dari 2 P/ Fu t . Di sini P adalah gaya yang
ditahan oleh alat penyambung, dan t adalah tebal kritis dari bagian
yang disambung.
− Ketiga, untuk menjamin supaya alat penyambung tidak runtuh akibat
geseran, maka jumlah alat penyambung harus ditentukan sesuai
dengan peraturan, supaya dapat membatasi tegangan geser
maksimum yang terjadi pada bagian alat penyambung yang kritis.
− Keempat, untuk mencegah terjadinya kehancuran pada bagian yang
disambung akibat penyaluran gaya dari alat penyambung ke batang
maka harus ditentukan jumlah minimum alat penyarnbung yang
dapat mencegah terjadinya kehancuran tersebut.
Selengkapnya: TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN
Posting Komentar