[iklan]

realitas masa Mulkan Jabariyyan

IKHLASKAN SAJA HIDUP DI MASA MULKAN JABARIYYAN

Oleh : Jaya Wijaya

Ketika anak saya berusia 3 tahun, saya pernah tinggalkan dia di rumah sebentar untuk pergi ke warung, sekitar 5 menit saja. Ketika saya tinggal, kondisinya sedang terlelap. Tidak saya duga, ternyata ketika saya kembali, ia sudah bangun dan menangis duduk di balik pintu.

Saya iba tidak tertahankan. Kupeluk dirinya dan saya sampaikan tidak akan mengulangi itu lagi. Saya membayangkan betapa bingung, takut, dan khawatirnya ia ketika terbangun tiba-tiba sendirian. Kupeluk ia sampai tenang dan kembali tertidur.

Malam ini, berlalu 4 tahun sejak kejadian tersebut. Saya duduk di teras rumah sambil menatap beberapa foto dan video anak-anak Palestina yang dipisahkan dari orang tuanya baik oleh penjara maupun peluru anjing anjing zionis.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ketegaran anak-anak Palestina itu ketika bangun dari tidurnya. Berharap kejadian itu mimpi dan ketika mereka panggil ibu atau bapaknya, mereka hadir tersenyum membawakan sarapan. Tapi ternyata tidak, semua itu bukan mimpi, semua itu nyata mereka alami, setiap hari, berkali-kali.

Mungkin Anda pernah bermimpi kehilangan seseorang. Lalu ketika bangun, Anda bersyukur luar biasa ternyata itu mimpi. Namun, sebagian dari Anda juga mungkin pernah kehilangan seseorang. Ketika tidur dan bermimpi, ia masih hidup. Tapi ketika bangun, Anda kembali sadar bahwa ia benar-benar sudah tiada.

Ketika saya kehilangan Bapak saya 2012 lalu, hampir setiap malam saya selalu memimpikan dirinya. Dan hampir setiap pagi saya dihadapkan pada kenyataan pahit, bahwa dia sudah benar-benar tidak ada.

Bagi anak-anak Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya, kesedihan anak saya dan saya itu tidak seberapa. Dan yang mengalami bukan hanya satu atau dua, tapi jutaan. Inilah realitas masa Mulkan Jabariyyan.

Saya muak hidup pada masa ini, muak dengan segala kezhaliman dan kemunafikannya. Akan tetapi, Allah SWT telah menempatkan saya, Anda, kita semua, pada masa ini. Masa di mana kemaksiatan dianggap lumrah dan kebenaran dianggap radikal dan intoleran.

Saya yakin, ini adalah yang terbaik dari Allah SWT yang diberikan untuk saya, untuk Anda, untuk kita semua. Kita diberikan kesempatan untuk menjadi generasi yang melakukan perubahan, yang melakukan 'perlawanan', yang terus senantiasa mengharapkan kemenangan.

Kalau Anda lelah, atau kalau Kamu mau menyerah, itu wajar dan sangat biasa. Tapi kemenangan dan surga itu bukan untuk orang biasa, Pertolongan Allah itu bukan untuk yang 'wajar - wajar' saja.

Jadi, Saya Sih Ikhlas Kalau Mesti Hidup Pada Masa Mulkan Jabariyyan. Cuma, Saya Juga Berharap Pada Allah SWT. Kalau Boleh, Sisakan Usia Saya Supaya Bisa Mencicipi Sedikit Masa Khilafah Ala Minhajin Nubuwwah. Dan Saya Ga Mau Cuma Nunggu, Saya Ingin Menjemputnya.

Sebagaimana Ketika Dulu Saya Dijodohkan Oleh Allah SWT Kepada Istri Saya. Bukan Hanya Menunggunya, Tapi Saya 'Memburu' Dan 'Merebutnya'.

Kalau 'Aisyah' Saja Dikejar, Apalagi Khilafah.***

0 komentar


. . .
 
© 2011 - | Buku PR, TUGAS, dan Catatan Sekolah | www.suwur.com | pagar | omaSae | AirSumber | Bengkel Omasae, | Tenda Suwur | Versi MOBILE