Terjemahan Surah at-Tin [95] secara lengkap bisa dilihat di sini.
Kandungan Surah At-Tin [95]
Allah Swt. memulai Surah at-Tin [95] dengan bersumpah. Dua buah-buahan
yang disebut dalam ayat pertama Surah at-Tin [95] adalah buah tin
dan zaitun. Buah tin merupakan buah yang dapat dikonsumsi, sedangkan
buah zaitun dapat diambil minyaknya. Menurut sebagian mufasir penyebutan
kedua buah ini agar menjadi perhatian karena keduanya termasuk buah
yang penting bagi manusia. Menurut sebagian mufasir, tin diartikan sebagai
tempat tinggal Nabi Nuh a.s., yaitu Damaskus, tempat yang banyak tumbuh
pohon Tin. Zaitun adalah Baitulmakdis yang banyak tumbuh zaitun. Gunung
Sinai adalah tempat Nabi Musa a.s. menerima wahyu.
Dalam ayat kedua Allah Swt. bersumpah demi Gunung Sinai atau Tursina.
Tempat ini sekarang dikenal dengan nama semenanjung Sinai. Tursina
menurut Ibnu Kasir adalah tempat Allah Swt. berfirman langsung kepada
Nabi Musa a.s. Dalam ayat ketiga Allah Swt. menyebut balad al-Amin. Menurut
sebagian mufasir yang dimaksud dengan balad al-Amin adalah Mekah. Bagi
siapa saja yang masuk ke Mekah akan terjamin keamanannya. Di Mekah ini
pula Nabi Muhammad saw. lahir dan di kota ini pula berdiri Kakbah yang
menjadi kiblat umat Islam.
Ayat keempat menjelaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia diciptakan oleh Allah Swt. dalam
bentuk yang bagus baik lahir maupun batin di antara makhluk yang ada di bumi. Selain bentuk yang baik,
manusia juga dikaruniai akal yang
tidak dikaruniakan kepada makhluk
lain. Dengan akal yang dikaruniakan
Allah Swt. manusia dapat membedakan
yang baik dan yang buruk. Selain
akal manusia juga dikaruniai nafsu
yang mengajak kepada kemaksiatan.
Agar manusia tidak terperangkap
oleh hawa nafsu, Allah Swt. mengutusrasul untuk menunjukkan kebenaran
dan jalan yang lurus menuju kebahagiaan
di dunia dan akhirat.
Manusia yang menggunakan
akal dan mengikuti ajaran rasul akan
memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Akan tetapi, mereka
yang menuruti hawa nafsu akan
terjerumus dalam kemaksiatan.
Setelah dilahirkan dalam keadaan yang sempurna manusia akan tumbuh
menjadi dewasa. Keadaan tersebut tidak untuk selamanya. Manusia
berangsur-angsur akan tua, kulit mulai keriput, rambut beruban, tubuh pun
menjadi bungkuk. Kemampuan akal juga mulai berkurang dan kembali seperti
kanak-kanak. Demikianlah penafsiran terhadap ayat kelima Surah at-Tin [95]
oleh Hamka. (Hamka. 2006. Halaman 206)
Ayat keenam Surah at-Tin [95] menjelaskan bahwa manusia yang beriman
dan beramal saleh sewaktu badan masih kuat, mereka akan menerima pahala
yang tidak putus-putusnya. Setelah Allah Swt. menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya, mengaruniai akal, dan mengutus rasul, manusia
seharusnya tidak akan mendustakan agama. Hari pembalasan pasti adanya
meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui dengan pasti waktu
kedatangannya. Demikian dijelaskan dalam ayat ketujuh Surah at-Tin [95].
Allah Swt. adalah hakim yang paling adil. Dengan keadilan-Nya, Dia akan membalas perbuatan manusia. Amal kebajikan akan dibalas dengan balasan yang sesuai dan amal keburukan akan dibalas dengan balasan yang setimpal.
Secara umum pesan pokok yang terkandung dalam Surah at-Tin [95] sebagai berikut.
1. Allah bersumpah demi buah tin, zaitun, bukit Tursina atau Sinai, dan negeri Mekah yang aman bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
2. Allah akan mengembalikan manusia ke tempat yang serendah-rendahnya kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.
3. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.
4. Kepastian adanya hari pembalasan sehingga wajib kita imani.
5. Allah adalah hakim yang paling adil yang akan mengadili amal manusia.
Pada Surah at-Tin [95] ini juga dijelaskan bahwa manusia telah diciptakan
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Akan tetapi, kedudukannya dianggap
sangat rendah jika tidak mau beriman dan mengerjakan kebajikan. Janji
Allah yang akan diberikan kepada orang yang beriman dan gemar berbuat
kebajikan adalah balasan berupa pahala yang tidak ada putus-putusnya.
Penutup surah ini dijelaskan bahwa hari kiamat pasti akan terjadi. Dengan
demikian, seharusnya manusia mempersiapkan diri dengan menabung amal
kebajikan untuk bekal hari akhir kelak. Pada hari itulah, manusia akan diadili
oleh Yang Mahaadil, yaitu Allah Swt.
Besi Beton dan WIREMESH Murah