Yang dimaksud sabet yaitu gerak gerik wayang dalam garapan
pakeliran. Di dalam prakteknya sabet menampilkan banyak
vokabuler gerak, misalnya vokabuler gerak untuk berjalan, untuk perang,
dan dibedakan menurut jenis manusia, raksasa, wanara, sarbosato,
perampogan/barisan, dan sebagainya. Adapun jenis gerak
dalam sabet di bagi menjadi dua: yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Gerak murni adalah gerak di dalam sabet dari hasil pengolahan
gerak wantah yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan
suatu pengertian gerak dalam sabet tersebut, dan yang
dipentingkan adalah faktor nilai keindahan dan kemantapan sabetnya.
Contoh:
Pakeliran gaya Surakarta:
sabet wayang kulit purwa adegan perang bambangan melawan cakil, bambangan dengan gerak gendiran.
Pakeliran gaya Jawatimuran:
adegan perang alusan atau perang kupu tarung, bambangan dengan gerakan menghindar serta kewalannya (tendangnya menyamping).
Gerak maknawi adalah gerak wantah yang sudah digarap
dalam sabet, yang pengungkapannya mengandung suatu pengertian
atau maksud di samping nilai keindahannya. Contoh pada saat adegan
budhalan atau kapalan yaitu gerak para prajurit berkuda dengan
menarik-narik tali kuda, di dalam adegan wayang perang yaitu pada
gerakan membuang, membanting, menghantam, menggertak, menendang
dan sabagainya. Adapun sabet sendiri dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu: tanceban, bedholan, solah.
Tanceban
Cepengan
Pedoman Cepengan
Cepengan Nyempurit
Cepengan Sedeng
Cepengan Ngepok
Cepengen Njagal
Bedholan dan Solah Wayang