Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal sehingga disebut juga kelenjar suprarenalis. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian kortek dan medulla. Sel kromafin medulla adrenal berperan mensintesis dan mensekresikan hormon katekolamin (adrenalin dan noradrenalin).
Adrenalin disebut juga epinefrin (E), noradrenalin disebut juga norepinefrin (NE). Katekolamin bersifat meningkatkan aktifitas sistem syaraf simpatis. Sekresi hormon adrenalin merupkan respon terhadap rangsangan syaraf melalui neuron praeganglionik syaraf simpatis sebagai respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinefrin berperan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam laktat dengan cara merangsang glikogenolisis di sel hati dan otot sehingga terjadi hiperglikemik. Noradrenalin secara umum efeknya sama dengan E. Dengan demikian, adrenalin bekerja seperti glukagon dalam hal metabolisme karbohidrat. Korteks adrenal tersusun atas 3 lapisan dari luar ke dalam sebagai berikut:
1. Zona Glomerulosa
2. Zona Fasciculata
3. Zona Reticularis
Zona glomerulosa berperan menghasilkan hormon aldosteron yang berfungsi memfasilitasi reabsorpsi ion natrium (Na+1) oleh tubulus ginjal. Sodium merupakan ion utama yang menyusun elektrolit tubuh dan secara terus menerus dikeluarkan lewat urin dan perkeringatan.
Mekanisme regulasi kadar ion sodium dalam darah adalah sel khusus yang terdapat pada dinding pembuluh darah ginjal (juxtaglomerular cells) berperan sebagai osmoreseptor untuk memantau kadar ion sodium dalam darah. Jika kadar sodium dalam darah turun (osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan ensim renin yang berperan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh converting enzyme. Angiotensin II merupakan hormon yang berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan hormon aldosteron.
Aldosteron berperan merangsang sel-sel tubulus distalis ginjal untuk meningkatkan reabsorpi ion sodium dalam urin sehingga kadar sodium dalam darah kembali seimbang (normal). Kelebihan aldosteron akan menyebabkan meningkatnya retensi (penimbunan) ion natrium dan air, dan kehilangan ion kalium (K+1).
Zona fasciculata dan reticularis menghasilkan kortikosteroid (kortikoid, atau kortisol, atau hidrokortison). Kortisol berperan untuk:1. Meningkatkan pemanfaatan protein menjadi sumber energi dan panas
2. Anti alergi
3. Anti inflamasi (Anti radang)
4. Retensi ion Na.
5. Kelebihan kortisol menyebabkan metabolisme protein meningkat sehingga metabolisme karbohidrat menurun.
Kelebihan ACTH menyebabkan Cushing's disease, dengan gejala retensi air dan ion Na+1 meningkat sehingga terjadi edema (pembengkakan jaringan yang berisi air), tekanan darah meningkat. Hipofungsi kelenjar adrenal menyebabkan Addison's disease dengan gejala antara lain : tekanan darah menurun, berat badan hilang, otot lemah, dan muntah-muntah. Penyalah gunaan kortikosteroid sebagai doping.