1. Bencana Tsunami
Aceh tahun 2004
Peristiwa Tsunami di Aceh, terjadi setelah
sehari setlah perayaan Natal, yaitu pada tanggal 26 Desember 2004. Bencana ini
berawal dari kejadian gempa bumi yang berkekuatan 9,3 SR di kedalaman 10 km di
bawah permukaan laut, tepatnya di utara Pulau Simeulue yang ada di laut barat
Sumatera.
Gempa
yang terjadi pada hari itu (tepatnya pukul 07:58:53) dirasakan cukup lama dan
diklaim memiliki durasi gempa paling lama di dunia, yaitu sekitar 10 menit. Setelah gempa dahsyat ini terjadi,
datanglah gelombang besar dari laut yang langsung menyapu daratan Aceh dan
Sumatera Utara.
Garuda Indonesia
Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Desa Buah
Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia
(sekitar 32 km dari bandara dan 45 km dari kota Medan) saat hendak mendarat di
Bandara Polonia Medan pada 26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh
penumpangnya yang berjumlah 222 orang dan 12 awak dan hingga kini merupakan
kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Indonesia. Kecelakaan ini berjenis
CFIT (Controlled flight into terrain; bahasa Indonesia: Penerbangan Terkendali
Menuju Daratan) dimana sebuah pesawat yang laik terbang dan memiliki kru yang
terlatih tanpa sengaja jatuh ke tanah, pegunungan, atau perairan). Pilot
umumnya tidak menyadari bahaya di depan hingga semuanya terlambat. Pesawat tersebut sedang dalam
perjalanan dari Jakarta ke Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Menara
pengawas Bandara Polonia kehilangan hubungan dengan pesawat sekitar pukul 13.30
WIB. Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap
tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot
sangat terbatas dan cuma mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia,
namun kesalahmengertian komunikasi antara menara control dengan pilot
menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung.
Pesawat tersebut meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan
awaknya. Dari seluruh korban tewas, ada 44 mayat korban yang tidak bisa
dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen Membramo, Medan. Di antara
korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat pula penumpang berkewarganegaraan
Amerika Serikat, Belanda dan Jepang.
3. Tragedi Lumpur Lapindo tahun 2006
Tragedi ‘Lumpur Lapindo’ dimulai pada tanggal
27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas
mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri.
Hal ini wajar mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu
meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran
besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur: genangan
hingga setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari
8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian dan perkebunan rusak
hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan
aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya
sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya
sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang
berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan
Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa
Timur.
4. Bencana Letusan Gunung Merapi tahun 2010
Pada
tanggal 26 Oktober 2010 pada pukul 17.02 WIB akhirnya Gunung Merapi pun
meletus. Letusan Merapi dengan tipenya yang meluncurkan guguran lava dan
diikuti awan panas ternyata kali ini dimulai dengan eksplosivitas yang
menyebabkan debu vulkanik yang mencapai radius sampai 10 km dari sekitar puncak
Merapi. Dr Surono, Kepala Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pun kembali menyampaikan
bahwa gunung Merapi telah “menepati janjinya” untuk meletus dengan masuk ke
dalam “fase erupsi”.
5. Gempa Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) 11 April 2012
Gempa kembali mengguncang Aceh, terjadi pada hari rabu 11 April
2012 sekitar pukul 15.38 WIB yang berpusat pada kedalaman 10 kilometer. Gempa
dengan kekuatan skala 8,5 skala richter (SR) ini terjadi di 382 kilometer Barat
Daya Kabupaten Simeulue Nanggore Aceh Darussalam. Gempa tersebut juga beberapa
kali mengalami gempa susulan, sekitar pukul 17.43 dengan kekuatan sebesar 8,1
SR dan pada pukul 18. 52 dengan kekuatan 6,4 SR. Data yang dirilis dari Badan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Rabu malam
menyebutkan, pusat gempa bumi tersebut masih berada di kedalaman yang sama.
Selain Indonesia, beberapa negara Asia, Australia dan Afrika pun diberikan
peringatan oleh Pacific Tsunami Warning Centre menyusul terjadinya gempa
tersebut.
6. Gempa
bumi Jawa tahun 2006 berkekuatan 7,7 SR
Gempa
bumi Jawa Juli 2006 ialah gempa bumi berkekuatan 7.7 versi BMKG (Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika) pada skala Richter di lepas pantai Jawa Barat,
Indonesia. Terjadi pada 17 Juli 2006. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami
setinggi 2 meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, membunuh
setidaknya 659 jiwa. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km
selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara
Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada
di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di
Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan
sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek,
Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.
7. Gempa bumi Bengkulu tahun
2007 berkekuatan 7,9 SR
Gempa Bumi Bengkulu 2007
memiliki kekuatan 8.4 Mw (skala kekuatan moment) atau 7.9 SR, terjadi pada
tanggal 12 September 2007. Pusat gempa terletak kira-kira 10 km di bawah tanah,
sekitar 105 km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibukota Jakarta. Gempa
utama ini diikuti oleh serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan sekitar
5 through 6 Mw pada patahan yang sama. Gempa utama tersebut juga disusul dengan
gelombang pasang yang kemudian membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan
bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 meter. Gempa
besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw, pada 13
September (WIB) di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT — 188 km dari
Padang, Sumatra Barat, di kedalaman 10 km. Gelombang pasang yang terjadi di
Thailand dan pengamatan ilmiah lainnya di Samudra Hindia setelah gempa kedua
ini memicu peringatan tsunami kedua.
8. Gempa bumi di Sumatera
Barat tahun 2009 berkekuatan 7,6 SR
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan
kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal
30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km
barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah
di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten
Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten
Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB,
banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4
kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka
ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat,
65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
9. Aceh Dilanda Gempa Besar 8.9 Skala Ritcher Peringatan Tsunami
Dikeluarkan India dan Tim SAR Indonesia Siaga
Warga
kepulauan Nias ikut merasakan gempa yang menghantam wilayah Sumatera Utara,
Aceh. Bahkan sebelum gempa berkekuatan 8,5 skala richter itu terjadi, warga Nias
merasakan gempa awalan sebelum akhirnya gempa besar menyusul dalam beberapa
menit kemudian. “Di sini gempa juga dirasakan di Nias. Warga berlarian ke
luar,” ujar Iyun warga Kepuluan Nias Rabu 11 april 2012. Menurut Iyun, sebelum
gempa besar, warga pertama kali mendapatkan gempa kecil dan pada gempa kedua
yang hanya berselang beberapa menit, dirasakan sangat besar goyangannya.
10. Banjir
Padang 2012
merupakan bencana banjir yang melanda beberapa kawasan di kota Padang, Sumatera Barat pada 31
Mei 2012. Bencana ini disebabkan oleh hujan deras disertai petir dan angin
kencang yang terjadi pada sore
harinya. Bancana ini juga diperparah dengan tumbangnya sejumlah pohon dan tanah
longsor di beberapa titik di kota
Padang.
Kawasan terparah yang dilanda
banjir ini di antaranya adalah Pegambiran, Kampung Kalawi, lubuklintah, pampangan, Duriantarung,
dan Gunungsarik. Kawasan-kawasan
tersebut terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. Sementara, di kawasan
lainnya banjir merendam hingga selutut orang dewasa, seperti di Lapai, Lubukbegalung, Kampung Nias, Jati, Bagindo Aziz Chan, dan Pasar
Raya. Sedangkan yang lainnya tidak terlalu parah seperti Jalan Juanda, Jalan
Pemuda, Jalan S. Ratulangi, Patimura, Sawahan,
dan Andalas. Selain banyaknya
kawasan yang terendam sehingga membuat puluhan warga mengungsi, bencana ini
juga menyebabkan terbelahnya satu rumah dan merusak beberapa papan reklame
hingga jatuh menimpa badan jalan maupun benda lain terutama kabel listrik. Bahkan
satu tanggul diketahui jebol, dan listrik di hampir separuh Kota Padang padam.