Dua
dari kutipan yang paling terkenal dan paling sering digunakan dalam The
Wealth of Nations adalah:
Bukanlah kebaikan dari tukang daging, tukang bir, atau
tukang roti yang kita harapkan pada makan malam kita, tetapi kepedulian mereka
pada kepentingan mereka sendiri. Kita mengenalkan diri kita, tidak pada
kemanusiaan mereka tetapi pada kecintaan mereka pada diri sendiri, dan tidak pernah
bicara pada mereka atas keperluan kita tetapi untuk keuntungan mereka.
Sebagaimana setiap individu, maka, mengusahakan sebanyak
apa yang ia bisa sehingga ia bisa menggunakan modal miliknya dalam mendukung
industri dalam negeri, dan juga untuk mengarahkan industri yang produksinya
mungkin merupakan nilai terbesar, setiap individu buruh yang diperlukan untuk
memasang nilai yang tepat dari masyarakat sebaik yang ia bisa. Dia secara umum
tidak mempromosikannya untuk kepentingan publik, tidak juga tau sebanyak apa
dia mempromosikannya. Dengan memprefrensikan dukungan dari dalam negeri ke
industri asing, dia bertujuan hanya untuk keamanan dirinya sendiri, dan dengan
mengarahkan industri tersebut dalam sikap dimana produksinya merupakan nilai
terbesarnya, dia hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri, dan dia dalam hal
ini, seperti kasus lainnya, dipandu oleh tangan-tangan tak terlihat untuk
menghasilkan sebuah akhir dimana akhir tersebut bukan bagian dari tujuannya.
Tidak juga selalu merupakan yang lebih buruk bagi masyarakat yang mana hal
tersebut bukan merupakan bagian darinya. Dengan mengejar keuntungan dirinya
sendiri secara berkala dia secara teratur menghasilkan apa yang berakibat bagi
masyarakat lebih dari yang ia perkirakan akan hasilnya. Saya tidak pernah
bertemu banyak kebaikan yang terjadi dengan siapapun yang berdagang dalam
barang publik. Ini merupakan emosi yang kuat, sebenarnya, tidak begitu umum
diantara para pedagang, dan sangat sedikit kata-kata yang bisa digunakan untuk
meyakinkan tidak melakukan hal tersebut pada mereka.