Zat aditif, teman-teman, adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan saat proses produksi, pengemasan, atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Maksudnya supaya mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan nilai gizinya tidak rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Dulu, zat-zat aditif itu berasal dari tumbuhan, dan kita sebut zat aditif alami. Biasanya, zat aditif alami ini gak menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan kita. Tapi, karena jumlah penduduk di dunia ini semakin banyak, kebutuhan makanan juga makin meningkat. Nah, zat aditif alami gak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan itu. Oleh karena itu, industri makanan menciptakan makanan dengan zat aditif buatan, yang dibuat melalui reaksi bahan kimia. Tapi, hati-hati ya, penggunaan zat aditif buatan yang berlebihan bisa menyebabkan efek samping seperti gatal-gatal dan bahkan kanker.
Ada berbagai macam zat aditif, teman-teman. Pertama, ada zat pewarna. Nah, ini nih yang bisa memberikan warna pada makanan biar makin menarik. Ada pewarna alami, kayak anato yang warnanya oranye, caramel yang warnanya cokelat hitam, beta karoten yang warnanya kuning, dan klorofil yang warnanya hijau. Terus, ada juga pewarna sintetik seperti biru berlian, coklat HT, eritrosit, dan hijau FCF.
Selanjutnya, ada zat aditif yang berfungsi sebagai penyedap rasa, aroma, dan penguat rasa. Zat aditif ini bisa bikin makanan kita jadi makin enak dan wanginya sedap. Penyedap rasa dan aroma, biasanya berasal dari ester. Contohnya, ada isoamil asetat yang rasanya kayak pisang, isoamil valerat yang rasanya kayak apel, butil butirat yang rasanya kayak nanas, dan isobutil propionat yang rasanya kayak rum. Nah, untuk penguat rasa, yang paling sering digunakan adalah MSG atau Monosodium Glutamate, yang biasa kita kenal sebagai vetsin.
Gak cuma itu, ada juga zat aditif yang berfungsi sebagai pemanis buatan. Nah, ini loh yang bikin makanan jadi manis tanpa ada nilai gizinya. Misalnya sakarin yang manisnya 500 kali lebih kuat dari gula, dulsin yang manisnya 250 kali lebih kuat dari gula, dan natrium siklamat yang manisnya 50 kali lebih kuat dari gula. Ada juga yang namanya serbitol.
Lalu, ada zat aditif yang berfungsi sebagai pengawet. Nah, zat aditif ini bisa mencegah makanan kita terfermentasi, asam, atau rusak karena mikroorganisme. Contohnya, ada asam benzoat, natrium benzoat, dan kalium benzoat yang digunakan untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun, dan caos. Terus, ada juga natrium nitrat dan natrium nitrit yang digunakan untuk daging olahan dan keju.
Selain itu, ada juga zat aditif yang berfungsi sebagai antioksidan. Nah, ini nih yang bisa mencegah oksidasi makanan. Misalnya, ada asam askorbat yang digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah-buahan. Terus, ada juga BHA dan BHT yang digunakan untuk lemak, minyak, margarin, dan mentega.
Ada juga zat aditif yang berfungsi sebagai pengemulsi, pemantap, dan pengental. Nah, ini yang bisa membantu makanan kita jadi lebih homogen dan tercampur dengan baik. Contohnya, ada agar-agar, gelatin, dan gom arab.
Selanjutnya, ada zat aditif yang berfungsi sebagai pemutih dan pematang tepung. Nah, ini bisa mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung supaya kualitas panggangannya lebih baik. Contohnya, ada asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
Gak cuma itu, ada juga zat aditif yang berfungsi sebagai pengatur keasaman. Nah, ini bisa bikin makanan kita jadi lebih asam, netral, atau tetap dalam tingkat keasaman yang diinginkan. Contohnya, ada asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tartarat, dan natrium bikarbonat.
Selanjutnya, ada zat aditif yang berfungsi sebagai anti kempal. Nah, ini bisa mencegah makanan berbentuk serbuk jadi menggumpal. Contohnya, ada aluminium silikat yang digunakan pada susu bubuk, dan kalsium aluminium silikat yang digunakan pada garam meja.
Selanjutnya, ada zat aditif yang berfungsi sebagai pengeras. Nah, ini bisa membuat makanan jadi lebih keras atau tahan lama. Contohnya, ada aluminium amonium sulfat yang digunakan pada acar ketimun botol, dan kalium glukonat yang digunakan pada buah-buahan.
Terakhir, ada zat aditif yang disebut sebagai sekuestran. Nah, ini nih yang bisa mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contohnya, ada asam fosfat yang digunakan pada lemak dan minyak, kalium sitrat yang ada di es krim, dan kalsium dinatrium EDTA.
Oh iya, ada juga zat aditif yang ditambahkan untuk memperbaiki gizi makanan. Biasanya, zat aditif ini berupa asam amino, mineral, atau vitamin. Contohnya, ada asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
Jadi, itulah teman-teman, macam-macam zat aditif yang sering kita temui dalam makanan. Jangan lupa, meskipun zat aditif ini digunakan untuk menjaga mutu dan kualitas makanan, kita tetap harus mengonsum
Posting Komentar