MEMASANG PONDASI DAN DINDING..
A. Menyiapkan Adukan Mortar/Spesi
B. Memasang Pondasi Batu Belah
C. Dinding Bangunan pada konstruksi bangunan
D. Memasang Dinding Bangunan
1. Dinding Bata Kapur
Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini
banyak digunakan pada rumah-rumah di pedesaan, perumahan
rakyat, pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding
bata kapur terbuat dari campuran tanah liat dengan kapur gunung.
Macam-macam tipe campuran antara lain:
a. campuran bahan: tanah liat + tanah kapur + kapur-bubuk +
semen
b. Campuran bahan : tras + kapur
c. campuran bahan: tanah liat + pasir + kapur bubuk + pc
Harganya sangat murah. Waktu pemasangan pun cepat dan
sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan
diplester serta diaci dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan
kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap
2,5 m.
Gambar Dinding Bata Kapur dan Kolom Pengaku Dinding Bata Kapur
2. Dinding Bata Hebel Atau Celcon
Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan pembentuk
dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis inipun tidak
diretail pada setiap agen atau toko material. Pembelian biasanya harus
dengan memesan terlebih dahulu. umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x
59 cm. Bahannya terbuat dari pasir silika. Bata jenis ini harganya lebih
mahal kurang lebih 16,5% dari harga dinding bata merah untuk setiap 1
m2 terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada rumah-rumah
mewah, hotel, apartemen, monumen, dan gedung-gedung mewah
yang lain.
Kelebihan yang dimiliki dinding ini adalah cepatnya proses
pemasangan, mudah dalam pemotongan karena hanya menggunakan
gergaji, bahannya tahan api dan air serta kedap suara. Dinding jenis ini
bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang
sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan
kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan
sangat sedikit bahan yang terbuang.
Gambar Bata Hebel Dan Pengerjaan Bata Hebel
Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan
pada bata merah. Pemesanan tidak dilakukan secara unit, melainkan
dalam ukuran 1 m3. Untuk 1 m3 bata jenis ini bisa digunakan untuk
pasangan dinding seluas 11,5 m2. Namun hal ini tergantung juga
dengan ketebalan dinding, bisa saja kurang dari 11,5 m2 bila
ketebalannya lebih besar.
Gambar Bata Hebel dalam Pengiriman dan Aplikasinya dalam Pasangan Dinding
Gambar Bata Hebel Buatan Xella, dengan Bata Hebel Pembangunan Ge d ung Dapat Dilakukan Secara Para Fabrikasi
Gambar Proses Pembuatan Bata Hebel
3. Dinding Partisi
Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk
sekat antarruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan
yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan
ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk
dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak
bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya
yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Di samping
tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang
untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan
sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau
papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi
adalah papan semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat dari campuran
semen dan fiber glass sehingga sangat kuat. Pemasangan ke rangka (kayu
atau hollow) menggunakan sekrup. Bahannya mudah dipotong hanya
menggunakan gergaji. Ketebalannya beragam mulai dari 4 mm, 6 mm, 9
mm, 12 mm, dan 15 mm. Panjang dan lebarnya sama dengan ukuran
lembaran tripleks, yaitu 122 cm x 244 cm. Dari segi beban terhadap
bangunan, dinding partisi dapat diabaikan. Untuk dinding partisi yang
memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan
mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara
umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila
dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis
bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.
Gambar Sistem Partisi Tahan Api 1 Jam - Akustik Optimal, menggunakan 1 lapis papan gipsum 13 mm yang diaplikasikan pada kedua sisi dan rangka BMS yang diaplikasikan saling-silang (staggered) dengan ketebalan (TCT) minimal 0,55 mm
Dewasa ini penggunaan dinding partisi semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan perumahan dan perkantoran yang tidak hanya
mempertimbangkan faktor biaya dan waktu yang dihabiskan dalam membangun
suatu bangunan. Dinding partisi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat di sektor real.
Sementara ini dinding partisi merupakan hasil dari pengembangan teknologi
yang tepat guna. Dimana perkembangan teknologinya selalu meningkat sejalan
dengan inovasi produsen dinding partisi ini.
Gambar Potongan/Tampak Atas dan Spesifikasi Produk Dinding Partisi
Gambar Sistem Partisi Tahan Api 2 Jam Ketinggian Optimal, menggunakan 2 lapis papan gipsum 16 mm yang diaplikasikan pada kedua sisi dan rangka BMS dengan tebal (TCT) minimal 0,55 mm
Gambar Potongan/Tampak Atas dan Spesifikasi Produk Dinding Partisi
4. Dinding Batako
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,
bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen portland.
Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m2 luas
tembok lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif
terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan dalam pemakaian
adukan sampai 75%. Beratnya tembok diperingan dengan 50%, dengan
demikian juga pondasinya bisa berkurang. Namun demikian masih lebih
mahal jika dibanding dengan bata kapur. Bentuk batu batako yang
bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jika
kualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako
dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang sederhana
dan tidak perlu dibakar. Namun bahan bangunan tersebut masih baru di
Indonesia, cara-cara pembuatan, pemakaian pemasangan maupun
adukan-adukannya dapat dipelajari dengan seksama.
Tras dan kapur dengan perbandingan 5 : 1 jika kualitas tras cukup
baik, jika perlu ditambah dengan sedikit semen portland, diaduk sebaikbaiknya
dalam keadaan kering. Tempat pembuatan adukan harus bersih
dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk dengan
air secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat
bola-bola adukan, yang digenggam-genggam pada telapak tangan.
Apabila bola adukan dijatuhkan hanya sedikit berubah bentuknya, maka
kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat telapak tangan
tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau kadar air
tercapai dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu yang baru dicetak
disimpan dalam los agar terhindar dari panas matahari maupun air hujan,
kemudian diletakkan berderet di rak dengan tidak ditimbun.
Masa perawatan 3 hari sampai 5 hari, guna memperoleh pengeringan
dan kemantapan bentuk. Biarkan masih dalam los dan biarkan selama 3
minggu sampai 4 minggu untuk memperoleh proses pengerasan. Di
samping itu diusahakan agar di tempat sekitarnya udara tetap lembap.
Gambar Beberapa Macam Bentuk Batako
Keterangan:
a. Panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding luar.
b. Panjang 40 cm, lebar 20 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai
penutup pada sudut-sudut dan pertemuan.
c. Panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, untuk dinding pengisi
dengan tebal 10 cm.
d. Panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai
penutup pada dinding pengisi.
e. Panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus
untuk dinding pengisi dan pemikul sebagai hubungan-hubungan sudut dan
pertemuan.
f. Panjang 40 cm, lebar 8 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus
untuk dinding pengisi.
Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut.
a. Disimpan dalam keadaan cukup kering.
b. Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis, untuk
keamanan dan juga untuk memudahkan pengambilan.
c. Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak boleh
direndam air.
d. Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk membuat
goresan pada batu yang akan dipatahkan.
Gambar Mesin Cetak Batako dan Pemasangan Batako
Gambar Industri Batako
Aturan batu buatan yang tidak dibakar (batako) sebenarnya tidak berbeda
dengan aturan batu merah. Pada prinsipnya sistem pemasangannya
menggunakan aturan pemasangan batu bata. Pada sudut bangunan diberi
papan mistar yang menentukan tingginya lapisan masing-masing, sehingga
pada tiap-tiap pemasangan lapisan dapat diberi tali pelurus. Pemasangan batu
batako terakhir selalu di tengah-tengah.
Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangka pengkaku
yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicor di dalam lubang-lubang
batu batako. Kolom beton ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan
dan persilangan dinding seperti terlihat pada gambar diatas. Jika dinding
bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu batako yang tidak berlubang,
maka digunakan angker besi beton 3/8".
Beberapa aturan pemasangan batako adalah seperti dilihat pada gambargambar
berikut .
Gambar Beberapa Aturan Pemasangan Batako
Gambar a dan b
Menyusun dinding pasangan-batu beton.
(a) Bantalan adukan ditebar pada fondasinya.
(b) Lapisan-arah pertama dari blok untuk pasangan sudut-antar diletakkan
di atas adukannya. Adukan untuk siar pasangan pelopor diberikan pada
ujung setiap blok dengan cetok sebelum bloknya diletakkan.
Gambar c dan d
(c) Pasangan pelopor dibangun lebih tinggi. Adukan biasanya diberikan hanya
pada cangkang muka bloknya dan tidak diberikan pada badannya.
(d) Ketika setiap lapisan pasangan dibentang, tingginya secara teliti diperiksa
entah menggunakan mistar lipat, atau seperti yang ditunjukkan di sini,
batang-ukur tingkat yang ditandai dengan tinggi setiap lapisan-pasangan.
(e,f) Setiap lapisan-arah baru juga diperiksa dengan alat sipat-datar untuk
memastikan bahwa lapisan itu mendatar dan tegak lurus. Waktu yang
diluangkan untuk memastikan pasangan sudut antarnya telah akurat akan
cukup diimbangi oleh ketelitian dinding dan kecepatan penyusunan di antara
pasangan pelopor.
Gambar g dan h
(g) Siar pasangan sudut-antar dirapikan menjadi profil konkaf.
(h) Sikat lunak akan membuang remah-remah setelah perapian cetok konkaf tadi.
(i) Sebuah benang tukang batu dipertahankan tetap tegang di antara pasangan
pelopor pada blok tali-sipat.
Gambar i dan j
(j) Lapisan-pasangan blok di antara pasangan pelopor disusun dengan cepat,
dan disebariskan hanya dengan tali-sipat; tidak diperlukan lagi batang ukur
tingkat atau alat sipat-datar. Tukang batunya telah menebarkan adukan
siar kasuran dan memberi “olesan adukan tepi” siar kasurannya untuk
beberapa blok.
Gambar k dan l
(k) Setiap lapisan-pasangan blok penyisip diakhiri dengan blok-tutup, yang
harus disisipkan di antara blok yang telah dibentang. Siar kasuran blokblok
yang telah disusun diberi olesan-adukan tepi.
(I) Kedua ujung blok-tutup diberi olesan-adukan tepi, dan blok ini diturunkan
secara cermat ke tempatnya.
5. Dinding Batu Bata
Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam
pembangunan gedung baik perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata memiliki
seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding.
Pembuatan batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan
bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batumerah sebagai bahan bangunan
NI-10. Batu merah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan dasar:
1) lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50% sampai
dengan 70%,
2) sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar
batu merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan
cukup kasar. Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih
mentah. Waktu pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas
sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah,
3) kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan
kotoran kerbau, kuda, dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam
campuran batu merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan
memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah,
4) air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang
sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian
direndam dengan air ini beberapa waktu lamanya.
Campuran itu direndam selama satu hari satu malam dengan kondisi yang
sudah bersih dari batu-batu kerikil atau bahan lain yang dapat menjadikan
kualitasnya jelek. Kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan dari kayu,
bisa juga digunakan cetakan dari baja. Untuk mempermudah lepasnya batu
merah yang dicetak, maka bingkai cetakan dibuat lebih besar sedikit ke bawah
dan dibasahi dengan air.
Batu merah yang belum dibakar juga disebut batu hijau. Sesudah keras,
bata dapat dibalik pada sisi yang lain. Lalu ditumpuk datam susunan setinggi
10 atau 15 batu. Susunan ini terlindung dari sinar matahari dan hujan.
Pengeringan ini membutuhkan waktu selama 2 hari sampai dengan 7 hari.
Pembakaran batu hijau ini dilakukan setelah batu itu kering dan disusun
sedemikian rupa, sehingga berupa suatu gunungan dengan diberi celah-celah
lubang untuk memasukkan bahan bakar.
Hasil batu merah yang baik bakarannya, tergantung dari banyaknya batu
merah yang dibakar. Kalau yang dibakar sedikit saja, persentase hasil
pembakaran lebih banyak. Pada umumnya kerusakan batu merah dalam
proses pembakaran sekitar 20% sampai 30%. Bahan bakarnya menggunakan
kayu atau sekam padi. Setelah selesai proses pembuatan, batu merah selalu
harus disimpan dalam keadaan cukup kering. Bila tidak ada gudang, maka
dilindungi dengan plastik terhadap air hujan.
Gambar Gambar Bata Merah dan Dinding Pasangan Bata Merah
Gambar Cetakan Kayu untuk Membuat Tujuh Bata Sekaligus
Sebelum munculnya tungku-tungku modern, bata paling sering
dibakar dengan cara menumpuknya dalam jajaran longgar yang disebut
sebagai tungku bata-lapangan dengan tanah atau lempung, menyalakan
api di bawah jajaran tersebut, dan mempertahankan api itu selama
beberapa hari. Setelah mendingin, tungku bata-lapangan itu dibongkar
dan batanya dipilah sesuai dengan derajat pembakaran yang telah
dialaminya.
Batu bata yang berdekatan dengan api (bata klingker) sering
mengalami kelebihan bakar dan terdistorsi, yang membuatnya menjadi
tidak menarik, dan oleh sebab itu tidak sesuai digunakan pada
pekerjaan bata ekspos. Bata-bata dalam zona tungku bata-Iapangan di
dekat api akan terbakar sempurna tetapi tidak terdistorsi, ini sesuai
untuk bata lapis-muka di bagian luar dengan derajat daya-tahan
terhadap cuaca yang tinggi.
Gambar Bata sering kali dicetak sesuai pesanan untuk kegunaan tertentu. Alur lapisan -pasangan muka air tegak -muka pada sebuah dinding hubungan di Inggris ini dicetak berbentuk kurva ogif
Bata yang paling jauh dari api akan menjadi lebih lunak dan akan
dipinggirkan untuk digunakan sebagai bata belakang, sementara
sejumlah bata dari sekitar keliling tungku bata-Iapangannya tidak cukup
terbakar dan hasilnya tidak baik, bahkan tidak dapat digunakan untuk
keperluan apapun, bata yang seperti ini akan dibuang. Sebelum
pengangkutan mekanik ditemukan, bata untuk suatu bangunan
biasanya diproduksi dari tanah yang diperoleh dari tapak bangunan atau
tidak jauh di sekitar lokasi yang akan didirikan bangunan.
Ciri-ciri batu merah yang baik ialah:
1) permukaannya kasar,
2) warnanya merah seragam (merata),
3) jika dipukul Bunyinya nyaring,
4) tidak mudah hancur atau patah.
Ukuran-ukuran batu merah bermacam-macam tergantung
kegunaan dan pesanan, namun umumnya di Indonesia ukuran standar
seperti berikut.
1) panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau
2) panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm
Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas
ialah: untuk panjang maksimal 3%, lebar maksimal 4%, dan tebal
maksimal 5%. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar
dan bata-bata dengan ukuran-ukuran terkecil, selisih maksimal yang
diperbolehkan ialah: untuk panjang
10 mm, untuk lebar 5 mm, dan untuk tebal 4 mm.
Batu merah dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut.
1) Batu merahmutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih
besar dari 100
kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan.
2) Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara
80 kg/cm2
dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%.
3) Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara
60 kg/cm2
dan 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 20%.
Selengkapnya : Teknik konstruksi Bangunan Gedung
Posting Komentar