Buletin Penulis Jalanan
Edisi: #036# 21 04 2021
MENDADAK JADI PENULIS
Oleh: Mansur Usman Al Ansori
Bukan Baperan
Tulisan ini dibuat tidak sebab penulis jalanan ini baperan. Baper ini istilah anak milenial sekarang, bawa perasaan: baper.
Sebagian sahabat mungkin terkejut, kami yang tidak dikenal sebagai penulis tiba-tiba muncul sebagai penulis. Dan artikel dari "Buletin Penulis Jalanan" berseliweran di puluhan WA group.
Tulisan kami tiba-tiba ramai di perbincangkan di group-group WA, ini membuat kami semakin bersemangat untuk menulis.
Penilaian pembaca memang sangat beragam, tetapi bagi kami semua komentar dan pendapat akan senantiasa memacu dan memicu kami untuk menyuguhkan tulisan-tulisan yang berkualitas.
Berguru Pada Pakarnya
Adakalanya tulisan kami diambil dari penulis terkenal. Misalnya tulisan Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma'il bin Yusuf an-Nabhani. Beliau seorang Ulama dari Yerusalem. Beliau telah hafal Al Quran sebelum usia 13 tahun dan lulusan Al Azhar AsySyarif di Kairo Mesir.
Adakalanya juga mengambil tulisan dari KH. Muhammad Shiddiq Al Jawi dan guru-guru terkenal lainnya seperti: Ustadz Yuana Ryan Tresna, Ustadz Hafidz Abdurrahman, Ustadz Felix Siauw dan Ustadz Fatih Karim.
Kami juga belajar dengan Motivator Nasional Ustadz Abdul Hamid, Ustadz Muhammad Abdullah Makhrus, Ustadz Faqih Syarif Hasyim, Ustadz As'adullah dan masih banyak lagi yang lainnya.
Beliau guru-guru yang senantiasa membimbing kami untuk menghasilkan tulisan yang menyegarkan kehidupan.
Cara Menulis
Gimana sih cara menulis itu?... cara menulis itu ya menulis. Menulis dan menulis. Menulislah terlebih dahulu satu atau dua kalimat. Terus menulis satu atau dua paragraf. Terus menulis satu atau dua artikel. Pada akhirnya akan mampu menulis satu atau dua buku.
Seribu langkah dimulai dengan langkah yang pertama. Maka jangan melangkah menunggu sempurna tapi melangkahlah terlebih dahulu dan sempurnakanlah kemudian
Dari Anas bin Malik Rasulullah SAW bersabda: “Di akhirat nanti tinta ulama ditimbang dengan darah para syuhada. Ternyata yang lebih berat adalah tinta ulama dibandingkan dengan darah syuhada".
Syaikh Abdullah Azzam pernah berkata: 'Peradaban Islam diukir oleh dua hal: Hitam tinta para ulama’ dan merah darah para syuhada’. Keduanya bersinergi mengguncang dunia, memecah simpul- simpul kedzhaliman yang mengikat kejayaan Islam sekian lama. Jika tidak ada ruang untuk memilih diantara keduanya, maka melaksanakan keduanya adalah puncak kemuliaan".
Mendadak Jadi Penulis
Wafatnya seorang sahabat mengingat kami akan azzam yg telah terlupakan lebih dari 17 tahun yang lalu. Kami menulis artikel pertama: "Selamat Jalan Sahabatku, Kami Bersaksi Engkau Pejuang Islam Sejati". Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal ibadahnya. Baca juga "Buletin Penulis Jalanan" Edisi: 030.
Sejak saat itu kami rutin menulis, dan artikel yang sahabat baca ini artikel yang ke 36. Semoga setitik sumbangsih tulisan ini di catat Allah SWT sebagai tintanya para Ulama.
Aamiin YRA
Jangan lupa ya sobat
Baca tulisan sebelumnya:
KOMUNITAS PENULIS JALANAN
KETIKA BANGSA MONGOL
MEMILIH ISLAM
SULTAN SULAIMAN AL-QONUNI
Terimakasih
"Komunitas Penulis Jalanan"
Posting Komentar