Ironi, Harga Beras Melonjak, di Tengah Sebuah Negara Agraris
Ibarat sebuah pepatah " Anak ayam mati kelaparan di lumbung padi ". Fenomena inilah yang sedang terjadi di negeri kita saat ini.
Betapa tidak, Indonesia yang merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, dengan lahan pertanian yang sangat subur, membentang luas dari sabang sampai merauke, mempunyai potensi luar biasa untuk menghasilkan hasil pertanian terbaik dan melimpah ruah.
Namun, sungguh sangat di sayangkan, potensi yang demikian besar dan menggiurkan itu, ternyata tidak di manfaatkan dengan baik sehingga yang tetjadi malah sebaliknya, Negeri dengan slogan " Gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo " ini hanya tinggal sebuah slogan tanpa makna. Rakyatnya, saat ini sedang menjerit, karena mengeluhkan harga beras yang semakin melambung tinggi. Sungguh sebuah ironi yang tidak bisa diterima oleh akal sehat.
Pertanyaannya, adakah yang salah kelola ? apa yang menyebabkan bisa seperti itu ? dan Bagaimana solusinya?
Monggo dikomentari ?????
Ibarat sebuah pepatah " Anak ayam mati kelaparan di lumbung padi ". Fenomena inilah yang sedang terjadi di negeri kita saat ini.
Betapa tidak, Indonesia yang merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, dengan lahan pertanian yang sangat subur, membentang luas dari sabang sampai merauke, mempunyai potensi luar biasa untuk menghasilkan hasil pertanian terbaik dan melimpah ruah.
Namun, sungguh sangat di sayangkan, potensi yang demikian besar dan menggiurkan itu, ternyata tidak di manfaatkan dengan baik sehingga yang tetjadi malah sebaliknya, Negeri dengan slogan " Gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo " ini hanya tinggal sebuah slogan tanpa makna. Rakyatnya, saat ini sedang menjerit, karena mengeluhkan harga beras yang semakin melambung tinggi. Sungguh sebuah ironi yang tidak bisa diterima oleh akal sehat.
Pertanyaannya, adakah yang salah kelola ? apa yang menyebabkan bisa seperti itu ? dan Bagaimana solusinya?
Monggo dikomentari ?????
.....
Biaya produksi lebih mahal dari pada hasil yang di dapat, sehingga petani pada ganti profesi
karena harga pasar dikuasai pemilik oleh modal, dan pemerintah jg ikut andil dlm menentukan harga pasar, ini pasti bisa di manfaatka orang2 yg berkepentingan terutama para kapitalis, sedangkan perani tidak cukup kuat mempertahankan harga jual hasil panennya, karena petani jg terjerat akan biaya pendidikan ank2nya, biaya kesehatan , listrik dan lain2.
BalasHapus1.Rakyatnya bukan jadi petani tapi buruh tani.
BalasHapus2.Rakyatnya yg sd jadi petani, tidak punya akses pasar sehingga waktu panen tidak mempunyai nilai jual.
3.Rakyatnya tidak mendapatkan bibit yg unggul, kalaupun dapat harganya mahal karena monopoli oleh pers swasta.
4.Untuk mendapatkan pupuk yg murah dan ramah lingkungan petani kesulitan.
5.Untuk mendapatkan obat membasmi hama harganya mahal.
6.Adanya Kultur/mansed dari masyarakat para petani ngak bisa kaya.
7.Kurangnya Edukasi kepada petani yg efektif dan efisien.
PPL ada tapi dia cuma teori dan tidak menguasai secara detail problem petani
Kalau saya melihat, pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor industri, sedangkan sektor agraris cenderung dianaktirikan. Banyak lahan pertanian yang beralih menjadi kawasan pemukiman dan industri. Lahan pemukiman dan industri semakin luas, sedangkan lahan pertanian cenderung stagnan atau bahkan semakin berkurang. Kalaupun bertambah, itu tak sebanding dengan meluasnya lahan pemukiman dan industri. Lebih², pemerintah membuka lebar² pintu impor beras ke Indonesia. Belum juga kasus beras maknyus yg akhirnya sdh distop produksinya.
BalasHapusFarid:
BalasHapus[09:49, 9/1/2018] S Faridz Sda: Tambahan kurangnya peran negara terhadap petani, bahkan abai. Banyak tanah yg luas milik para Cukong-cukong tanah tidak diolah tetapi ditelantarkan,mereka berprinsip saya biarkanpun harga tanah naik dll.....
Sehingga terjadi ketimpangan yg kaya makin kaya yg miskin makin miskin, itulah apabila System pemerintahan Kapitalis, rakyat bebas menguasai tanah dll.
Berbeda dengan system pemerintahan Islam, bahwa sawah, hutan, dan perkebunan yg luas adalah milik negara.
Sedangkan rakyat diberi hak untuk mengelolah sawah tsb, apabila selama tiga tahun berturut-turut ditelantarkan negara mencabut hak kelolahnya dan diberikan kepada masyarakat yg mampu mengelolahnya.
Sehingga di masyarakat harga tanah murah dan kesejahteraan bisa merata
Suyatno:
BalasHapusRaa ono sg gelem nyawah guz...sawah e podo d lepit ....kerjo sawah podo ra gelem...yaa ginilah jadix...ngapunten ngge dulur...
Alfian :
BalasHapusY mgkn pemerintah qt ud perjanjian dgn negara yg dituju impor beras,,,mgkn. Cina ato negara lainx,,ad sistem barter salah negara pengimpor beras,,ato bwt bisnis,,
Alfian :
BalasHapuspihak asing bs masukan beras sekian ton,,,otomatis pemerintah qt dpt untung sekian persen,,
alasannya seh bwt rakyat feex,,uttk pemerataan pmbgnn dllx,,,jd pengen negara nie dlaksannkn pemerintahan yg berdasarkan syariat Islam,,,tp kpn?????10th ato 20-30 th lg,,,,!!!!😑
biar merata penduduknya yg Islam ato non Islam,,kaya miskin,,pejabat ,,,rakyat biasa
Abdullah :
BalasHapusYa Indonesia dijajah pertanian.pangan.ekonomi.
Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah
Alfian:
BalasHapusAmin mudah2n terwujud,,keinginan hamba2NYA,,kabulkan y Allah
jgn smpe penjajahan secara fisik terulang kembali,,HANCUR NKRI qlo terjadi,,,,!!!
sy usul kpn2 ngumpul breng doa bersama utk keselamatan bangsa,,jgn smpe terpuruk dlm segala hal,,,!!!bs mndpt pemimpin yg adil,,dari rakyat utk rakyat
Khozin :
BalasHapusAlhamdulillah..syukron.. Jazaakumullahu khoiro atas semua jawabannya.
Semoga kemampuan kita dalam mengeksplor pemahaman dan kemampuan lewat tulisan, semakin terasah sebagai bentuk kepedulian kita atas umat ini, yang sedang terhimpit oleh segala problematika hidup akibat diterapannya sistem Ekonomi Kapitalis dalam wadah negara yang menganut sistem Pemerintahan Demokrasi yang sangat jauh dari Syariat Islam...