MENGAPA DOA LAILATUL QODAR YANG DIANJURKAN NABI ADALAH MEMINTA AFWUN (MAAF) BUKAN MAGHFIROH (AMPUNAN)?
Suatu saat, Aisyah, istri kesayangan Nabi bertanya tentang doa yang sebaiknya dibaca di (malam) lailatul qodar. Jawaban Nabi disebutkan dalam hadis riwayat At-Tirmidzi berikut ini,
سنن الترمذى - مكنز (13/ 6، بترقيم الشاملة آليا)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
“Dari Aisyah, ia berkata, ‘Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui di malam apa lailatul qodar itu, apa yang aku ucapkan di malam tersebut?’ Beliau menjawab, ‘ucapkanlah ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIM TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNI’ (ya Allah, sesungguhnya engkau maha pemaaf nan mulia yang suka memaafkan, maka maafkanlah aku)”
Pertanyaannya, “Mengapa doa yang dianjurkan adalah فَاعْفُ عَنِّى (maafkan aku) bukan فاغفر لي (ampunilah aku)?”
Jawaban tepatnya tentu saja hanya Allah yang tahu.
Namun, jika dikaitkan dengan nash-nash yang lain, barangkali hal itu terkait dengan dua hal,
Pertama: Perbedaan makna ‘afwun (العفو) dengan maghfiroh (المغفرة)
Kedua : Keistimewaan lailatul qodar dengan malam-malam lainnya
Makna ‘afwun memang memiliki tekanan makna yang sedikit berbeda dengan maghfiroh. ‘afwun menonjolkan makna MENGHAPUS sedangkan maghfiroh menonjolkan makna MENUTUP.
Jadi, ketika kita meminta ‘afwun kepada Allah, hal itu bermakna kita meminta penghapusan dosa sampai hilang tak berbekas sehingga Allah batal menghukum.
Ketika kita meminta maghfiroh kepada Allah, hal itu bermakna kita meminta agar ditutup dosa-dosa kita, sehingga selamat dari terbongkarnya aib di dunia, selamat dari dipermalukan dihari penghisaban, dan penggantian dosa dengan pahala.
Meminta ‘afwun pada lailatul qodar terasa lebih relevan jika dikaitkan dengan keistemewaan lailatul qodar sebagai malam penentuan takdir.
Para ulama menjelaskan bahwa malam lailatul qodar adalah malam ditentukannya takdir, rizki dan ajal sampai setahun ke depan. An-Nawawi berkata,
شرح النووي على مسلم (8/ 57)
قَالَ الْعُلَمَاءُ وَسُمِّيَتْ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لِمَا يُكْتَبُ فِيهَا لِلْمَلَائِكَةِ مِنَ الْأَقْدَارِ وَالْأَرْزَاقِ وَالْآجَالِ الَّتِي تَكُونُ فِي تِلْكَ السَّنَةِ كَقَوْلِهِ تعالى فيها يفرق كل أمر حكيم وَقَوْلِهِ تَعَالَى تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ ربهم من كل أمر وَمَعْنَاهُ يُظْهِرُ لِلْمَلَائِكَةِ مَا سَيَكُونُ فِيهَا وَيَأْمُرُهُمْ بِفِعْلِ مَا هُوَ مِنْ وَظِيفَتِهِمْ
“Para ulama berkata, dikatakan lailatul qodar karena pada malam itu ditulis takdir-takdir, rezeki-rezeki dan ajal-ajal untuk (dibawa) para malaikat yang akan terjadi pada tahun tersebut (setahun yang akan datang) sebagaimana (diisyaratkan) dalam firman Allah ‘FIHA YUFROQU KULLU AMRIN HAKIM’ (di malam lailatul qodar itu ditetapkan semua perkara yang sempurna), dan firman Allah, ‘TANAZZALUL MALAIKATU WARRUHU FIHA BI IDZNI ROBBIHIM MIN KULLI AMRIN (di malam lailatul qodar itu para malaikat dan Jibril turun dengan izin Rabbnya untuk menjalankan setiap perintah)’. Maknanya, Allah menampakkan kepada para malaikat di malam itu perkara yang akan terjadi dan memerintahkan mereka untuk melakukan apa yang menjadi tugas mereka.”
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa musibah-musibah dan keburukan itu adalah disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukan seorang hamba. Allah berfirman,
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]
“Musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan tangan kalian (sendiri)-yakni dosa-dosa dan maksiat- dan Allah memaafkan banyak (dosa-sehingga tidak dihukum-)”
Karena itu,
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan menjadi bangkrut
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau dihukum dengan penyakit kanker
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan akan mengalami kecelakaan
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan sulit punya anak
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan susah menikah
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau menjadi berat beribadah
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau pikiranmu hanya disibukkan urusan dunia
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau dibenci orang-orang salih
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau terhijab dari ilmu-ilmu yang bermanfaat
Dan seterusnya..
Maka ketika seorang hamba meminta ‘afwun, hal itu bermakna dia meminta PENGHAPUSAN DOSA sampai hilang tak berbekas, sehingga Allah tidak menakdirkan musibah-musibah dan keburukan kepada hamba tersebut.
Betapa agungnya doa ini !
Seolah-olah semua warna, ritme, irama, kejadian, anugerah, musibah, kebahagiaan, dan kesengsaraan hidup yang akan kita alami setahun ke depan, semuanya tergantung pada doa yang kita baca pada Lailatul Qodar tersebut!
اللهم وفقنا للخير
***
Muafa
25 Ramadan 1438 H
Suatu saat, Aisyah, istri kesayangan Nabi bertanya tentang doa yang sebaiknya dibaca di (malam) lailatul qodar. Jawaban Nabi disebutkan dalam hadis riwayat At-Tirmidzi berikut ini,
سنن الترمذى - مكنز (13/ 6، بترقيم الشاملة آليا)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى »
“Dari Aisyah, ia berkata, ‘Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui di malam apa lailatul qodar itu, apa yang aku ucapkan di malam tersebut?’ Beliau menjawab, ‘ucapkanlah ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIM TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNI’ (ya Allah, sesungguhnya engkau maha pemaaf nan mulia yang suka memaafkan, maka maafkanlah aku)”
Pertanyaannya, “Mengapa doa yang dianjurkan adalah فَاعْفُ عَنِّى (maafkan aku) bukan فاغفر لي (ampunilah aku)?”
Jawaban tepatnya tentu saja hanya Allah yang tahu.
Namun, jika dikaitkan dengan nash-nash yang lain, barangkali hal itu terkait dengan dua hal,
Pertama: Perbedaan makna ‘afwun (العفو) dengan maghfiroh (المغفرة)
Kedua : Keistimewaan lailatul qodar dengan malam-malam lainnya
Makna ‘afwun memang memiliki tekanan makna yang sedikit berbeda dengan maghfiroh. ‘afwun menonjolkan makna MENGHAPUS sedangkan maghfiroh menonjolkan makna MENUTUP.
Jadi, ketika kita meminta ‘afwun kepada Allah, hal itu bermakna kita meminta penghapusan dosa sampai hilang tak berbekas sehingga Allah batal menghukum.
Ketika kita meminta maghfiroh kepada Allah, hal itu bermakna kita meminta agar ditutup dosa-dosa kita, sehingga selamat dari terbongkarnya aib di dunia, selamat dari dipermalukan dihari penghisaban, dan penggantian dosa dengan pahala.
Meminta ‘afwun pada lailatul qodar terasa lebih relevan jika dikaitkan dengan keistemewaan lailatul qodar sebagai malam penentuan takdir.
Para ulama menjelaskan bahwa malam lailatul qodar adalah malam ditentukannya takdir, rizki dan ajal sampai setahun ke depan. An-Nawawi berkata,
شرح النووي على مسلم (8/ 57)
قَالَ الْعُلَمَاءُ وَسُمِّيَتْ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لِمَا يُكْتَبُ فِيهَا لِلْمَلَائِكَةِ مِنَ الْأَقْدَارِ وَالْأَرْزَاقِ وَالْآجَالِ الَّتِي تَكُونُ فِي تِلْكَ السَّنَةِ كَقَوْلِهِ تعالى فيها يفرق كل أمر حكيم وَقَوْلِهِ تَعَالَى تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ ربهم من كل أمر وَمَعْنَاهُ يُظْهِرُ لِلْمَلَائِكَةِ مَا سَيَكُونُ فِيهَا وَيَأْمُرُهُمْ بِفِعْلِ مَا هُوَ مِنْ وَظِيفَتِهِمْ
“Para ulama berkata, dikatakan lailatul qodar karena pada malam itu ditulis takdir-takdir, rezeki-rezeki dan ajal-ajal untuk (dibawa) para malaikat yang akan terjadi pada tahun tersebut (setahun yang akan datang) sebagaimana (diisyaratkan) dalam firman Allah ‘FIHA YUFROQU KULLU AMRIN HAKIM’ (di malam lailatul qodar itu ditetapkan semua perkara yang sempurna), dan firman Allah, ‘TANAZZALUL MALAIKATU WARRUHU FIHA BI IDZNI ROBBIHIM MIN KULLI AMRIN (di malam lailatul qodar itu para malaikat dan Jibril turun dengan izin Rabbnya untuk menjalankan setiap perintah)’. Maknanya, Allah menampakkan kepada para malaikat di malam itu perkara yang akan terjadi dan memerintahkan mereka untuk melakukan apa yang menjadi tugas mereka.”
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa musibah-musibah dan keburukan itu adalah disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukan seorang hamba. Allah berfirman,
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]
“Musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan tangan kalian (sendiri)-yakni dosa-dosa dan maksiat- dan Allah memaafkan banyak (dosa-sehingga tidak dihukum-)”
Karena itu,
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan menjadi bangkrut
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau dihukum dengan penyakit kanker
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan akan mengalami kecelakaan
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan sulit punya anak
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau ditakdirkan susah menikah
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau menjadi berat beribadah
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau pikiranmu hanya disibukkan urusan dunia
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau dibenci orang-orang salih
Bisa jadi karena dosamu, maka ditahun depan engkau terhijab dari ilmu-ilmu yang bermanfaat
Dan seterusnya..
Maka ketika seorang hamba meminta ‘afwun, hal itu bermakna dia meminta PENGHAPUSAN DOSA sampai hilang tak berbekas, sehingga Allah tidak menakdirkan musibah-musibah dan keburukan kepada hamba tersebut.
Betapa agungnya doa ini !
Seolah-olah semua warna, ritme, irama, kejadian, anugerah, musibah, kebahagiaan, dan kesengsaraan hidup yang akan kita alami setahun ke depan, semuanya tergantung pada doa yang kita baca pada Lailatul Qodar tersebut!
اللهم وفقنا للخير
***
Muafa
25 Ramadan 1438 H
Posting Komentar