Pemeran atau aktor adalah salah satu elemen pokok dalam
pertunjukan teater. Sebelum memainkan karakter, pemeran harus
menguasai tubuhnya. Oleh karena itu, seorang pemeran harus ikhlas
belajar demi pencapaian kualitas tubuh agar enak ditonton. Proses
belajar penguasaan tubuh memerlukan waktu yang panjang dan secara
kontinu serta tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Pemeran harus
bersabar dan tidak boleh ada rasa jenuh dalam melaksanakannya.
Penampilan fisik pemeran dalam pentas berhubungan dengan
penampilan watak, sikap, gesture, dan umur peran yang digambarkan.
Hal ini juga sangat berhubungan dengan penampilan laku fisik yang
digariskan pengarang, sutradara, dan tuntutan peran. Tampilan fisik
seorang pemeran adalah tanggungjawab pribadi pemeran.
Seorang pemeran adalah seorang seniman yang memainkan
peran yang digariskan oleh penulis naskah dan sutradara. Untuk
mewujudkan laku peran di atas pentas, pemeran harus mengetahui,
memahami, dan memfungsikan dengan baik alat dan sarana yang akan
dipergunakan. Alat dan sarana tersebut adalah tubuh dan jiwanya sendiri.
Tidak ubahnya seorang pelukis yang memahami fungsi dan manfaat dari
kuas, palet, pensil, cat, kanvas, dan figura. Begitu juga dengan seorang
pemeran, dia harus tahu betul cara berjalan yang gagah, jalannya orang
yang sudah sangat tua, cara membungkuk, cara menengok, cara
melambai, bagaimana posisi punggungnya, dan lain-lain. Oleh karena
tubuh pemeran sangat dominan di atas pentas, maka penguasaan tubuh
menjadi kewajiban.
Tubuh manusia terdiri dari tulang, urat, dan otot-otot sebagai
penghubungnya. Tulang manusia terdiri dari ratusan jenis, mulai tulang
tengkorak, tulang leher, tulang badan, tulang tangan, tulang pinggul, dan
tulang kaki. Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah tulang
belakang atau tulang punggung. Tulang punggung terdiri dari dua puluh
empat buah ruas asli dan sembilan buah ruas palsu (semu). Ruas asli
dipisahkan satu dengan yang lain melalui tulang rawan (cartilago) yang
berbentuk piringan dan berfungsi untuk memudahkan gerakan tulang
satu dengan yang lain. Sedangkan 9 buah ruas palsu menyatu dalam
satu kesatuan sehingga tidak memungkinkan untuk menimbulkan gerak.
Tulang punggung juga berfungsi sebagai tangkai dari jalinan urat saraf.
Pusat saraf terdiri dari otak dan jaringan urat saraf tulang
belakang. Tulang yang berhubungan langsung dengan tulang belakang
adalah tulang belikat (Scapula), dan tulang pinggul (Coxae). Cara
berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, dan jatuh sangat
dipengaruhi oleh tulang belakang. Elastisitas atau kelenturan tulang
belakang berfungsi sebagai peredam goncangan atau shock breaker
tubuh.
Dalam pemeranan, posisi tulang belakang dapat menyampaikan
pesan atau gambaran pada penonton berbagai kondisi yang dialami.
Gambaran ketika sedang tegang atau tenang, letih atau segar, tua atau
muda sangat dipengaruhi oleh posisi tulang belakang. Tulang belakang
juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi
suara. Secara anatomis bagian-bagian tulang terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
Kelompok tulang kepala atau tengkorak (cranium). Tujuh buah ruas tulang tengkuk atau leher (vertebra cervicalis).
Dua belas buah ruas tulang belakang atau punggung (vertebra horacalis).
Lima buah ruas tulang pinggang (vertebra lubalis).
Lima buah ruas yang bersatu tulang kelangkang (os sacrum).
Empat buah ruas yang bersatu tulang ekor (os coccygis).
Kelompok tulang tangan(extremitas superior).
Kelompok tulang kaki (extremitas inferior).
Kelompok tulang dada.
Rangkaian yang dihubungkan dengan tulang belakang adalah
pengikat bahu (gelang bahu) yang terdiri dari dua buah tulang selangka
dan dua buah tulang belikat (bagian atas), rongga dada, dan gelang
panggul atau biasa disebut pinggul (bagian bawah). Tulang punggung
atau tulang belakang sangat mempengaruhi pembentukan seluruh tubuh.
Apabila tulang punggung ditegangkan, maka koordinasi dan aliran gerak
tubuh terhalang (terganggu).
Gerak tubuh manusia juga dipengaruhi sendi-sendi tubuh yang
ada. Sendi adalah hubungan yang terbentuk antara dua tulang. Sendi
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sendi fibrus, sendi tulang
rawan, dan sendi sinovil. Sendi fibrus adalah sendi yang tidak dapat
bergerak, maka tidak mungkin terjadi pergerakan antara tulangtulangnya.
Contoh sendi ini adalah sendi tulang pipih tengkorak.
Sendi tulang rawan yaitu sendi dengan sedikit gerakan dan
persendiannya dipisahkan oleh tulang rawan. Contoh sendi ini adalah
sendi yang terdapat pada simfilis dan pubis, untuk mempersatukan
tulang pubis. Sedangkan sendi sinovil atau diartroses adalah sendi yang
dapat bergerak bebas.
Sendi sinovil dibagi menjadi enam jenis, yaitu sendi datar, sendi
putar, sendi engsel, sendi condiloid, sendi poros, dan sendi pelana. Sendi
datar atau geser adalah sendi yang memiliki dua permukaan datar dari
tulang dan saling meluncur antara satu tulang dengan yang lain. Contoh
sendi sinovil adalah sendi carpus dan sendi tarsus. Sendi putar, yaitu
sendi yang memiliki ujung bulat tepat masuk ke dalam rongga cawan
atau mangkuk tulang lainnya yang dapat bergerak ke segala jurusan.
Contoh sendi bahu, sendi pinggul. Sendi engsel yaitu sendi yang memiliki
satu permukaan yang diterima oleh tulang lainnya sedemikian rupa
sehingga hanya memberi kemungkinan gerakan dalam satu bidang saja.
Contoh sendi siku. Sendi Condiloid yaitu sendi yang mirip dengan sendi
engsel tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, ke belakang dan ke
depan, ke samping dan ke tengah tetapi tidak rotasi. Contoh sendi
pergelangan tangan. Sendi poros atau putar yaitu sendi yang hanya
mungkin melakukan putaran seperti pada gerakan kepala. Sendi Pelana
yaitu sendi yang timbal balik menerima. Contoh antara trapezium dan
tulang metacarpal pertama dari ibu jari yang memberi kebebasan
bergerak.
Latihan olah tubuh melatih kesadaran tubuh dan cara
mendayagunakan tubuh. Olah tubuh dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Latihan
pemanasan (warm-up), yaitu serial latihan gerakan tubuh untuk
meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara bertahap.
Latihan inti, yaitu serial pokok dari inti gerakan yang akan dilatihkan.
Latihan pendinginan atau peredaan (warm-down), yaitu serial pendek
gerakan tubuh untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah menjalani
latihan inti.
Posting Komentar