1. Definisi Nilai-Nilai
Nilai-nilai ialah gagasan-gagasan yang tersirat dan tersurat tentang apa yang kita pandang sebagai ideal atau diinginkan. Akibatnya, nilai-nilai menentukan tujuan-tujuan dan tindakan-tindakan mana yang kita evaluasi sebagai “baik” Nilai-nilai kita membentuk keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap kita, dan sebaliknya, keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap kita membentuk nilai-nilai kita. Nilai-nilai merupakan norma atau panduan dalam berperilaku. Nilai-nilai juga sarat dengan emosi. Nilai-nilai mempengaruhi evaluasi kita tentang situasi-situasi dan memotivasi tindakan-tindakan yang kita lakukan.
Sistem nilai ialah jejaring nilai-nilai yang kompleks yang dikembangkan oleh manusia baik secara individual maupun secara kolektif. Idealnya, nilai-nilai yang ada di dalam sistem nilai itu ialah sesuai, atau konsisten secara internal. Akan tetapi, beberapa konflik terdapat di dalam sistem nilai ini. Sebagai contoh, ketika manusia yakin bahwa “semua manusia adalah setara” dan secara bersamaan yakin bahwa “hanya manusia yang bekerja secara produktif yang dihargai,” nilai-nilai yang dianut itu tidak konsisten. Bagaimana menerjemahkan nilai-nilai ke dalam tindakan-tindakan?
Orientasi manusia terhadap nilai-nilai memberikan motivasi dan arah bagi perilakunya. Di dalam suatu sistem nilai, nilai-nilai individu cenderung ditata secara berjenjang. Bergantung kepada situasi, suatu nilai cenderung terjadi sebelum nilai lain ada.
Pada satu level, manusia menyatakan nilai-nilainya dalam istilah yang agak abstrak. Akan tetapi ada level lain, manusia mentransformasikan nilai-nilai ke dalam tindakan-tindakan yang konkret. Pada umumnya manusia cenderung berspakat tentang nilai-nilai abstrak dean tidak besepakat tentang implikasi nilai-nilai itu dalam tindakan-tindakan yang konkret. Sebagai contoh, hampir setiap orang bersepakat tentang sucinya kehidupan. Akan tetapi, nilai-nilai yang mempertahankan sucinya kehidupan diterjemahkan ke dalam tindakan-tindakan yang berbeda yang berkaitan dengan aborsi : Orang-orang yang pro dan yang kontra terhadap aborsi yang sah yakin tindakan-tindakan mereka mendukung nilai-nilai mereka atas kehidupan. Pada contoh ini, orang-orang memegang suatu nilai bersama tetapi nilai-nilai itu diterjemahkan ke dalam arah tindakan yang berlawanan.
2. Definisi Etika
Sementara nilai-nilai ialah keyakinan-keyakinan yang tersirat atau tersurat tentang apa yang manusia pandang sebagai baik, etika berkaitan dengan apa yang manusia pandang sebagai tepat atau benar. Etika merupakan standard yang mengarahkan perilaku seseorang. Berkaitan dengan etika dan nilai-nilai profesional, etika merupakan “nilai-nilai dalam tindakan”. Secara khusus, “etika pekerjaan sosial merupakan harapan-harapan atau keinginan-keinginan perilaku yang dikaitkan dengan tanggung jawab pekerjaan sosial”
A. Etika Mikro dan Etika Makro
Mikro etika berkaitan dengan standard-standard dan prinsip-prnsip yang mengarahkan praktek. Etika makro atau etika sosial, “berkaitan dengan aturan-aturan dan nilai-nilai organisasi serta prinsip-prinsip etis yang mendasari dan membimbing kebijakan-kebijakan sosial”.
Etika mikro memandu pekerjaan Tarcisia Mariana dengan Irma Damayanti. Pertanyaan yang dimunculkan oleh perspektif mikro tentang etika meliputi: Apakah selfdetermination mewujud terlebih dulu sebelum isu keselamatan muncul? Apakah penyampaian informasi tentang Ibu Irma Damayanti kepada seluruh anggota tim medis merupakan suatu pelanggaran kerahasiaan? Seandainya Ibu Irma Damayanti memiliki anggota keluarga, apakah mereka harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan? Pada sisi lain, etika makro berkaitan dengan konteks organisasional rumah sakit yang mempekerjakan Tarcisia Mariana dan kebiajkan-kebiajkan sosial tentang perawatan kesehatan. Isu-isu yang dimunculkan oleh etika makro meliputi bagaimana mendistribusikan secara merata sumber-sumber perawatan kesehatan yang terbatas, bagaimana memperluas cakupan perawatan kesehatan kepada semua warga negara, dan bagaimana serta kapan menghormati instruksi-instruksi tentang arah lebih lanjut dan keinginan hidup?
B. Perilaku Etis
Perilaku etis merupakan tindakan-tindakan yang mempertahankan kewajiban-kewajiban moral dan ketaatan terhadap standard-standard praktek sebagaimana dinyatakan oleh kode etik. Kode etik berasal dari landasan nilai-nilai profesi. Dalam mendiskusikan tanggung jawab etis Max Weber, Levy mengatakan bahwa pekerja profesi harus akuntabel atas semua hasil dari tindakan-tindakan yang dapat diketahui sebelumnya. Praktek pekerjaan sosial yang beretika tidak diukur dari hasil praktek, tetapi praktek “melampaui syarat-syarat kompetensi.” Perilaku etis didasarkan atas suatu interpretasi terhadap penerapan nilai-nilai. Karena manusia menginterpretasikan hal-hal penting yang abstrak secara berbeda, mereka sering tidak bersepakat atas apa yang merupakan perilaku etis atau “tindakan-tindakan yang tepat.”
Posting Komentar