Bab 1
ENERGI GAS
A Mendengarkan Dialog Interaktif
Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih. Mendengarkan dialog merupakan kegiatan menyimak yang memerlukan konsentrasi untuk memperoleh informasi dan untuk memahaminya. Radio dan televisi merupakan media elektronik yang dapat menjadi sumber berita dan informasi. Di media tersebut, kita dapat mendengar atau melihat acara dialog. Dengan mendengarkan dialog antartokoh, kita akan dapat memahami pandangan setiap tokoh terhadap suatu masalah. Setelah mendengarkan dialog, kita harus mampu menyimpulkan isinya dan memahami informasi yang terdapat dalam dialog tersebut. Tutuplah buku pelajaranmu, dengarkan dialog yang akan dibacakan oleh gurumu berikut!
Mengurangi Pemakaian BBM
Ade : Apa yang dimaksud dengan gas metana?
Hery Haerudin : Istilah lain dari gas metana adalah gas rawa. Istilah itu diambil karena rawa banyak mengandung gas metana. Coba saja kita tancapkan bambu di rawa. Kalau disulut api, bambu pasti meledak, semacam ledakan kecil. Ledakan terjadi melalui pembusukan dari dalam bambu tersebut sehingga membentuk gas metana yang menyemburkan api.
Ade : Apakah biogas juga banyak mengandung gas metana?
Hery Haerudin : Ya. Gas metana terkandung dalam biogas, yakni melalui pembusukan dibantu dengan unsur mikroba atau bakteri yang mempercepat pembentukan gas tersebut. Gas metana berasal dari hasil limbah peternakan dan pertanian.
Ade : Bagaimana cara mengembangkannya?
Hery Haerudin : Suatu area peternakan dan pertanian luas dapat digunakan sebagai sumber energi biogas
alternatif. Caranya, kotoran dan limbah pertanian ditampung dalam tangki tertutup yang bentuknya seperti lonceng terbalik. Melalui proses itu, akan dihasilkan gas metana yang dapat mengeluarkan energi untuk kebutuhan pemanasan.
Ade : Apa keuntungan penggunaan biogas sebagai energi alternatif?
Hery Haerudin : Energi alternatif yang dihasilkan tergolong energi terbaru. Energi itu tidak merusak lingkungan, sehingga kita tidak bergantung pada energi dari fosil bumi atau minyak bumi. Energi tersebut juga tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, seperti polusi atau pencemaran.
Ade : Apakah biogas dapat dimanfaatkan menjadi energi gerak atau listrik?
Hery Haerudin : Hal itu sangat dimungkinkan sebab gas metana yang dihasilkan dapat membakar dan
menjadi energi gerak berupa energi listrik. Tentu saja perlu ada instalasi tambahan. Misalnya, dibuatkan turbin atau peralatan lain untuk menghasilkan energi listrik. Dari turbin itu, dihasilkan energi listrik. Kemudian, energi tersebut disimpan.
Ade : Dari segi biaya apakah relatif murah?
Hery Haerudin : Saya kira penggunaan dan pembuatan biogas untuk kebutuhan sehari-hari secara ekonomi
masih terjangkau. Dananya relatif murah dengan catatan tersedia banyak bahan baku biogas. Semakin banyak sumber alam, produksi energi biogas yang dihasilkan juga semakin banyak. Tentu, hal itu akan lebih hemat biaya karena energi listrik dari biogas tidak memerlukan kabel untuk memasok listrik.
B.Berbicara
Kita pasti pernah membaca cerpen (cerita pendek). Cerpen adalah bacaan yang banyak digemari. Alur ceritanya yang tidak panjang membuat cerita ini dapat dibaca dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berapa banyak cerpen yang telah kamu baca? Masih ingatkah isi cerpen yang pernah kamu baca?
Kamu akan memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cerpen dengan belajar menceritakan isi cerpen yang telah dibaca. Hal-hal yang perlu diingat ketika menceritakan isi cerpen adalah alur cerita atau jalan cerita, penokohan, dan latar cerita. Hal-hal tersebut merupakan faktor penting atau modal dalam bercerita.
Bacalah cerpen berikut!
RAPELAN
Bejo berputar-putar di depan cermin, sesekali memegang krah bajunya, sesekali membenahi letak sabuk, kemudian melihat wajahnya. Sudah hampir seperempat jam Bejo berdandan. Hatinya berbunga-bunga. penantiannya yang sangat melelahkan kini berakhir. Hari ini adalah pertemuan untuk menerima surat keputusan (SK) sebagai guru.
“Mas...dandannya disudahi dulu. Sekarang sarapan, sudah jam tujuh lo...,”
“Wah, Bu... bagaimana pendapatmu tentang penampilanku hari ini?”
“Wis... wis... wis... Pak Guru Bejo adalah guru yang
paling nggguan-theeeng di dunia,” hibur istrinya.
Pokoknya nanti kalau sudah masuk kerja, dapat rapelan gaji...kamu tak belikan baju yang bagus-bagus, tak belikan blender, kipas angin, dispenser, cincin, kalung, gelang, ... pokoknya yang kamu suka, ... nanti buat si thole (anak laki-laki) tak belikan mainan tembak-tembakan, mobil-mobilan. Kita dapat jalan-jalan ke mal biar kelihatan agak modern begitu lo..... Selama masa menunggu SK, hampir semua kebutuhan yang diperlukannya yang mencukupi adalah isterinya yang bekerja sebagai penjahit. Begitu pengumuman Bejo masuk dalam CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), dia langsung mengundurkan diri dari perusahaan tempat dia bekerja. Suatu hari Bejo datang ke tempat pertemuan, Di tempat itu, kurang lebih dua ratus orang yang sama-sama lolos menjadi calon pegawai. Wajah mereka tampak berseri-seri.
“Mas Bakir, Mas Bakir, kamu ngambil undangannya kapan?” tanya Bejo kepada temannya yang bernama Bakir.
“Lupa...., tiga hari yang lalu apa ya... kamu total habis berapa?”
“La memang kamu habis berapa? Sama kan harga undangannya. Apa ada yang beda?”
“Bukan, maksudku selain uang yang kemarin itu?”
“Nggak ada. Siapa yang kena?”
“Aku juga cuma diceritain. Ada yang dua, ada yang satu setengah... gara-garanya datanya nggak komplet?”
Bejo cuma tersenyum, “Ya... te es te (tahu sama tahu) lah. Makanya, kemarin itu walaupun aku stres berat menunggu pengumuman penempatan, aku pilih cooling down. Toh aku yakin kalau aku benar-benar lolos. Ada beberapa teman yang menyarankan untuk membeli tempat..., tapi aku punya prinsip nggak ada istilah beli-belian begitu.”
Tampak di depan aula besar orang-orang penting memasuki ruangan. Semua pandangan tertuju pada orang-orang penting itu. Beberapa menit kemudian orang-orang itu berbicara satu per satu. Bagi Bejo atau mungkin juga yang lainnya, apa yang dibicarakan oleh orang-orang penting itu tidak penting. Yang mereka butuhkan adalah kejelasan mereka benar-benar diangkat sebagai calon pegawai. Tentu saja ada bukti tertulisnya. Ada orang penting yang mengatakan bahwa penerimaan pegawai tersebut tanpa dipungut biaya sepeser pun. Hal itu tidak pernah menjadi masalah bagi Bejo dan kawan-kawan. Matahari sudah condong ke barat, udara panas menyengat. Walaupun udara panas, ketika Bejo datang, ia tetap dengan senyum yang mengembang. Motor tuanya diparkir di halaman. Dikeluarkannya selembar “surat sakti” dan diberikan kepada isterinya setelah Bejo masuk ke dalam rumah. “Wah, syukur, perkiraanku tidak meleset jauh. Paling dari sini tiga kilo, ya, Mas.”
“Iya dapat santai. Tidak usah kemrungsung (buru-buru) pun dapat datang pagi. Lihat gajinya Bu padahal terhitung mulai bulan apa itu. Hitung saja sampai sekarang sudah berapa bulan tentu rapelannya banyak sekali. Ibu dapat beli mesin cuci yang diinginkan katanya kamu punya itu.”
Istrinya tampak tersipu mendengar kata-kata suaminya. Hatinya sumringah (senang/bahagia) membayangkan suaminya mendapatkan rezeki nomplok. Sepekan sudah berlalu. Bejo sibuk ke sekolah setiap hari. Sekarang dia benarbenar terjun ke sekolah. Bagaikan darah dalam daging, Bejo benar-benar mengikhlaskan hati dan membulatkan tekad untuk memajukan sekolah, mengabdi sepenuhnya kepada negara, dan mencerdaskan kehidupan generasi muda. Setiap pukul setengah tujuh, Bejo sudah melaju dengan sepeda motor tuanya. Akhir bulan Bejo tidak seperti biasanya tampak kusut seperti orang yang kalah perang. Biasanya, ketika pulang ke rumah ia akan menceritakan segala yang didapatkannya hari ini di sekolah. Tapi, saat itu ia langsung ganti baju, cuci tangan, dan tidur tanpa makan siang. Istrinya heran, tetapi tidak ingin mengganggu suaminya yang mesti sedang ada masalah. “Ah... mudah-mudahan tidak ada apa-apa.” Saat melihat suaminya tidur di kamarya, istri Bejo kembali menekuni tumpukan kain dan mesin jahitnya. Baru setengah jam, dirasakannya tangan suaminya memegang bahunya.
“Lo... kenapa nggak jadi tidur?”
“Aku nggak dapat tidur. Pusing, sebel, anyel (kesel), campur aduk jadi satu. Rasanya ingin marah... tapi percuma.”
“Memangnya ada apa? Apa dhahar dulu saja, saya ambilkan, ya,?”
“Nggak. Aku nggak selera makan,” Bejo menahan tangan isterinya yang hendak beranjak dari duduknya.
“Aku mau minta maaf,” nada suara Bejo terdengar sangat lirih, seperti ada beban yang begitu berat dirasakannya.
“Lo, minta maaf untuk apa? Memangnya Mas salah apa?”
“Mungkin.....aku tidak dapat memenuhi janjiku yang kemarin-kemarin. Aku dan hampir teman-teman tidak kuasa apa-apa atas rapelan itu. Bahkan, mungkin gaji pertamaku harus kurelakan untuk biaya syukuran, baik di sekolah maupun tetangga kita. Bahkan mungkin... aku mau pinjam uangmu dulu karena besok pengumpulan terakhir. Aku sendiri tidak tahu uang itu untuk apa karena tidak ada kuitansinya. Yang jelas semua sudah membayar tinggal aku dan Jupri, guru olahraga.”
“Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Aku tidak pernah menuntut semua itu kok Mas... jangan terlalu terbebani. Ya, bagaimanapun harus kita syukuri anugerah ini. Lihat saja tahun kemarin... orang-orang yang dapat masuk tidak cukup 30 juta seperti cerita teman Mas di sekolah. Mas sendiri pernah bilang... te es te lah...,” kata istri Bejo sambil berjalan menuju meja makan. Bejo mengikuti istrinya. Bebannya sudah agak terkurangi. Apalagi dia sadar betul, tidak ada teman yang berani, tidak juga dirinya untuk “unjuk rasa” karena pasti akan menghadapi kesulitan besar di masa-masa yang akan datang. Nah lho.....
Posting Komentar